Varian Delta Mulai Menghilang di Jepang, Ahli Sebut karena Gagal Bermutasi

24 November 2021 9:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan varian Corona Delta terungkap. Foto: Dok. Jason Roberts/VIDRL - Doherty Institute, 2021
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan varian Corona Delta terungkap. Foto: Dok. Jason Roberts/VIDRL - Doherty Institute, 2021
ADVERTISEMENT
Varian corona Delta mulai menghilang di Jepang. Hal ini diungkapkan oleh ahli-ahli setelah mengalami pergerakan kasus beberapa waktu terakhir.
ADVERTISEMENT
Terakhir, varian Delta ini mendominasi di Jepang pada 3 bulan lalu.
Dikutip dari New York Post, Rabu (24/11), tim ahli genetika di Jepang mengungkapkan menghilangnya varian Delta ini karena mereka mati sendiri saat mencoba bermutasi.
Hal ini merupakan hal yang lumrah. Virus bisa bermutasi menjadi lebih kuat atau ia akan mati sendiri kalau susunannya justru membuatnya tak bisa bertahan.
"Mutasi dapat membuatnya lebih mampu menyebar, menghindari kekebalan atau menyebabkan penyakit parah. Tetapi pada beberapa kesempatan, mutasi ini menjadi buntu," kata Prof Inoue, salah seorang ahli.
"Mengingat bahwa kasusnya belum meningkat, kami berpikir bahwa pada titik tertentu selama mutasi semacam itu, ia langsung menuju kepunahan alaminya," tambahnya
Peneliti di Institut Genetika Nasional Jepang percaya hal tersebut terjadi melalui penelitian dengan melihat enzim yang disebut nsp14. Tujuan enzim ini adalah untuk memperbaiki kesalahan yang disebabkan oleh replikasi.
ADVERTISEMENT
Di sini, mereka menemukan banyak perubahan genetik dan kemudian tiba-tiba berhenti dalam proses evolusi.
Jepang mengalami gelombang Covid terbesar di akhir musim panas, dengan kasus memuncak sekitar 23.000 per hari pada bulan Agustus. Varian ini menurut para ahli memang 7 kali lebih menular dan memperparah kasus.
Tetapi gelombang itu tiba-tiba terhenti dan hampir sepenuhnya mereda, dengan ibu kota Tokyo mencatat hanya 16 kasus baru pada hari Jumat.