Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Varian Omicron Disebut Kurangi Efektivitas Vaksin, Ini Kata Ahli Biomolekuler
1 Desember 2021 11:13 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Munculnya mutasi virus corona terbaru yakni varian Omicron diduga dapat mengurangi efektivitas dari vaksin COVID-19 yang saat ini sudah tersedia.
ADVERTISEMENT
Varian ini sebelumnya pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan diumumkan WHO pada 24 November lalu. Dua hari kemudian, varian Omicron langsung masuk daftar variant of concern.
Dr Ines Atmosukarto , pemegang gelar doktor molekuler dan biologi seluler dari Universitas Adelaide, Australia, mengatakan bahwa memang ada banyak spekulasi terkait kemampuan Omicron mengurangi efektivitas vaksin tersebut.
Akan tetapi, sampai saat ini belum ada data yang membuktikannya.
"Sampai dengan hari ini belum ada data. Banyak sekali spekulasi dari berbagai pihak, berdasarkan ekstrapolasi berdasarkan jenis mutasi yang dibawa Omicron. But, no data so far that I have seen," kata Ines yang merupakan peneliti vaksin di Lipotek ini kepada kumparan, Rabu (1/12).
Sampai saat ini menurut Ines masih belum ada data yang begitu cukup untuk dapat menyimpulkan sejauh mana varian Omicron berpengaruh terhadap vaksin. Sehingga, butuh waktu lagi untuk menunggunya.
ADVERTISEMENT
"Benar. Perlu waktu agar data dari Africa selatan terkumpul. Bukan penelitian panjang," tutup Ines.
Tanggapan produsen vaksin COVID-19 soal varian Omicron
Kepala Eksekutif Moderna Stephane Bancel sempat mengatakan bahwa vaksin yang ada saat ini tak akan efektif melawan varian tersebut.
"Saya pikir akan ada penurunan material. Saya tidak tahu seberapa banyak karena kami harus menunggu datanya. Tapi seluruh ilmuwan yang saya ajak bicara mengatakan ini sepertinya tidak akan baik-baik saja," kata Bancel seperti dalam wawancara dengan Financial Times seperti dikutip dari AFP.
Dirinya menambahkan, jika suatu varian bisa melawan efektivitas vaksin, maka akan lebih banyak penyakit dan tingkat rawat inap yang muncul. Pandemi COVID-19 pun dipastikan akan lebih lama teratasi.
ADVERTISEMENT
Tak hanya Moderna, Sinovac juga ikut buka suara. Perusahaan asal China tersebut menyebutkan siap untuk meningkatkan produksi jika dibutuhkan untuk melawan varian Omicron.
Sinovac juga mengatakan saat ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut sehingga terlalu diri untuk menyebutkan apakah dibutuhkan vaksin baru.
“Jika perlu, kami akan dapat dengan cepat memajukan pengembangan dan meluncurkan produksi vaksin baru secara besar-besaran untuk memenuhi permintaan,” jelas Sinovac.