Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah mengkonfirmasi corona subvarian Omicron XBB telah terdeteksi di Indonesia. Subvarian ini diduga jadi penyebab kenaikan kasus di Indonesia 2 minggu terakhir, sampai nyaris 5.000 sehari.
ADVERTISEMENT
Melihat kondisi ini, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk memperkuat protokol kesehatan, terutama memakai masker dan melangsungkan vaksinasi Booster.
“Perketat prokes (protokol kesehatan), tetap pakai masker,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril kepada kumparan, Jumat (4/11).
Syahril juga meminta masyarakat untuk menghindari kerumunan serta melakukan tes antigen maupun PCR bila mengalami gejala COVID-19.
“Kurangi kegiatan yang berkerumun, segera vaksinasi, kalau ada gejala segera tes dan isolasi,” tambahnya.
Diketahui gejala XBB tak jauh berbeda dari varian omicron COVID19 lainnya. Mulai dari demam atau kedinginan, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, hilangnya rasa atau bau baru, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, hingga diare.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Jubir Kemenkes ini menekankan pentingnya vaksinasi booster. Apalagi capaiannya yang masih 27 persen.
“Plus vaksinasi ya, vaksinasi booster,” tegas Syahril.
Sementara itu kasus pertama XBB di Indonesia terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ia bergejala ringan seperti batuk, pilek dan demam. Ia dinyatakan sembuh pada 3 Oktober 2022.
Dikutip dari situs sehatnegeriku milik Kemenkes, varian baru XBB 1,7 kali lebih cepat menular, namun fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron.
Kasus di Indonesia juga terpantau naik sejak hadirnya varian baru ini di akhir Oktober. Di awal Oktober 2022, kasus harian hanya berkisar 1.000-an per hari, memasuki 1 November naik nyaris 5 kali lipat jadi 4.000-an per hari. Per 3 November 2022 kasus harian bahkan sampai 4.951 kasus.
ADVERTISEMENT
Sayangnya peningkatan kasus tidak diiringi dengan peningkatan capaian vaksinasi booster. Per 3 November vaksinasi booster di Indonesia baru 27 persen atau sebanyak 65,19 juta dosis. Angka ini jauh di bawah vaksin dosis pertama sebanyak 205 juta dosis (87,4%) dan vaksin dosis kedua 171,9 juta (73,2%).