Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Versi Ketua RT soal Nenek di Bogor: Kerap Mengutang dan Jadikan Cucu Jaminan
9 Agustus 2021 16:33 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Brahman, sapaan Brahmanti, menyebut justru Mardiyah yang menjaminkan cucunya ke peminjam utang, Ibu Nurhalimah atau yang akrab disapa Bu Haji.
Brahman mengatakan, Nenek Mardiyah tinggal di rumah kontrakan kurang lebih sejak bulan Juni hingga Agustus.
“Ibu Mardiyah benar pernah mengontrak di sini, dengan kurang lebih sekitar dua bulan. Ibu Mardiyah di sini tinggal berempat dan untuk kasusnya ini menurut keterangan masyarakat, kasusnya kepada orang tuanya Supi atau adiknya Nenek Mardiyah,” katanya saat ditemui di lokasi, Senin (9/8).
Dalam laporan polisi, Nenek Mardiyah dan suaminya, Yanto, meminta bantuan PBH Peradi Cibinong melaporkan kasus penculikan karena cucunya dibawa oleh dua orang yang meminjamkan uang, Ibu Nurhalimah dan Ibu Mardanilah.
Namun faktanya, menurut Brahman, kedua orang pemberi pinjaman itu merupakan korban dari keluarga Nenek Mardiyah. Menurut dia, keluarga Nenek Mardiyah kerap meminjam uang ke warga sekitar.
“Jadi ini menurut warga, keluarga Nenek Mardiyah seperti sindikat. Ke depan yang ngontrak juga banyak sering pinjam, mungkin sindikat pinjam uang,” katanya.
ADVERTISEMENT
Brahman mengaku banyak menerima laporan keluarga Nenek Mardiyah meminjam uang. Untuk meminjam uang, adik Nenek Mardiyah mengiming-imingi akan segera mengganti dengan alasan akan segera mencairkan dana dari pensiun suaminya senilai Rp 800 juta. Alasan lain juga, menunggu rumahnya di Jakarta terjual seharga nominal yang sama.
Kemudian terkait pinjaman uang untuk membiayai perawatan anak Nenek Mardiyah yang sakit dan meninggal, menurut Brahman, hal itu tak benar.
“Jadi adik Nenek Mardiyah atas nama yang sakit itu meminjam lagi ke Bu Haji untuk biaya selamatan meninggal, ternyata anaknya memang belum meninggal, tetapi benar sakit. Itu Ibu Haji sampai bilang kok tega-teganya Ibu Mardiyah anaknya belum meninggal dibilang sudah meninggal untuk pinjam uang,” kata Brahman.
ADVERTISEMENT
Cucu Nenek Mardiyah Akrab dengan Pemberi Utang
Soal cucu yang jadi jaminan utang dan dibawa oleh Ibu Nurhalimah alias Bu Haji selama 20 hari, menurut Brahman, tidak benar. Dia menilai cucu-cucu Nenek Mardiyah memang dekat dengan Bu Haji dan kerap menginap di rumahnya.
“Untuk kasus penculikan oleh rentenir kayaknya saya kurang percaya, karena anak-anaknya itu dekat dengan Ibu Haji yang disangka rentenir itu. Jadi dia itu sebenarnya, anak-anak sama Ibu Haji itu memang hubungannya baik tidak ada masalah dan dirawat dengan baik, sering diajak jalan, bahkan sering peluk-pelukan," urai Brahman.
Sementara itu, kuasa hukum Nenek Mardiyah dari PBH Peradi Cibinong, Kusnadi, menyebut kliennya merasa ketakutan karena kerap mendapat ancaman dari pihak pemberi utang.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu saat ini Nenek Mardiyah tinggal sementara di kantor Peradi sebelum dicarikan kontrakan baru. PBH Peradi juga akan menggalang dana untuk melunasi utang Nenek Mardiyah yang dalam perjanjian sebesar Rp 19,4 juta.