Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Alih-alih perguruan tinggi negeri impian didapat, nama-nama mereka yang diduga curang ramai dibicarakan. Bukan cuma satu-dua, tapi puluhan. Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT ) bahkan mendiskualifikasi 200 peserta UTBK SBMPTN 2022.
Bagaimana skandal ini bermula? Mengapa bisa terjadi? Dan kenapa praktik perjokian tak pernah padam? Simak video berikut.
Koordinator Pelaksana UTBK Unpad Inu Isnaeni Sidiq, M.A., PhD. mengatakan, foto-foto dugaan kecurangan yang tersebar di medsos itu bisa dengan mudah diidentifikasi karena memperlihatkan sejumlah hal dengan gamblang—lokasi ujian serta identitas dan nomor ujian peserta. Dengan begitu, tidak mungkin orang tersebut lolos UTBK.
Bila mencermati foto-foto tersebut, foto jelas diambil dari depan layar komputer, saat peserta mengerjakan soal. Namun, menurut Inu, untuk memotret puluhan soal satu per satu sesungguhnya amat makan waktu. Oleh karenanya, bisa jadi foto-foto itu sebetulnya adalah bagian dari rekaman video.
“Jadi dia (peserta yang curang) pasang kamera di kancing, kemudian [menyalakan] video yang terhubung keluar dengan jaringan internet, dan ada orang di luar ruangan ujian yang memberi tahu jawabannya lewat [alat yang dipasang di] kuping peserta,” kata Inu.
Namun, sambungnya “Itu upaya yang luar biasa [besar dan nekat].”
Ketua LTMPT Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari membenarkan sejumlah peserta terbukti membawa alat rekam. “Kamera kecil. Alatnya canggih dan murah.”
Sebagian peserta yang curang itu terdeteksi dan diamankan sebelum ujian, namun sebagian lainnya—termasuk nama-nama dalam link G-Drive “Panen Banyak”—lolos.
Foto-foto dugaan kecurangan UTBK dalam link Google Drive “Panen Banyak” tersebut mengindikasikan bahwa lokasi ujian berada di UPN Veteran Yogyakarta.
“Memang ada SOP yang terlanggar. Mestinya terdeteksi dengan metal detector. Entah kenapa bisa luput,” ujar Ashari.
Inu menjelaskan, sesuai prosedur yang berlaku, peserta dicek sebelum memasuki ruang ujian. Mereka harus melepaskan semua aksesoris dan alat komunikasi, kemudian diperiksa dengan metal detector untuk mengecek apakah ada kamera tersembunyi di pakaiannya.
Berikutnya, mereka juga digeledah untuk memastikan benar-benar aman dari alat-alat tersembunyi. Dengan demikian, menurut Inu, potensi kecurangan sesungguhnya tergolong kecil—kecuali bila ada prosedur pengamanan yang terlewat.
Yang jelas, alat dan teknologi untuk mencurangi UTBK dari tahun ke tahun semakin canggih. Alat-alat mini bisa saja diselipkan di masker, kacamata, perhiasan, sampai ikat pinggang.