Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Video Kampanye Keberagaman Ahok-Djarot Tuai Kontroversi
10 April 2017 4:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, merilis sebuah video kampanye bertema keberagaman. Namun video itu menuai kontroversi.
ADVERTISEMENT
Video itu salah satunya dipublikasikan oleh Ahok di akun Twitternya @basuki_btp, sejak Minggu (9/4). Video berdurasi 2 menit itu berisi suara pidato Djarot saat 'Konser Gue 2', dengan gambaran sekelompok orang yang sedang demonstrasi.
"Saudara-saudaraku, seluruh warga Jakarta, waktu sudah mulai mendekat. Jadilah bagian dari pelaku sejarah ini, dan akan kita tunjukkan bahwa negara Pancasila benar-benar hadir di Jakarta," ucap Djarot.
Dalam adegan video, sekelompok orang dengan alat seperti kayu menyerang ibu dan anak di dalam mobil, lalu pada bagian lain ada wanita penjinak bom yang tampak percaya diri.
"Kita juga akan tunjukkan bahwa Bhineka benar-benar bukan hanya jargon, tapi sudah membumi di Jakarta," lanjut Djarot.
"Jangan tanyakan dari mana kau berasal, jangan tanyakan apa agamamu, tapi tanyakan apa yang telah kau perbuat untuk Jakarta," tambah Mantan Wali Kota Blitar dua periode itu.
ADVERTISEMENT
Video itu ditutup dengan pesan '19 April pilih keberagaman'.
Sekilas tak ada yang aneh dalam video itu, namun jika diperhatikan, ada bagian yang dianggap memancing provokasi. Yaitu saat ada sekelompok pria berpeci dan sorban berdemo dengan latar spanduk 'Ganyang Cina'.
Kecaman pun bergulir kepada Ahok-Djarot karena justru video itu dinilai memprovokasi. Tagar #KampanyeAhokJahat pun muncul dan ramai-ramai disuarakan hingga bertengger di trending topic Twitter.
Hingga pagi ini pukul 04.45 WIB, tagar itu masih trending topic nomor 2 sejak Minggu (9/4) malam. Respons netizen atas video Ahok itu tak melulu dari pihak yang kontrak, yang membela Ahok pun tak sedikit.