Viktor Laiskodat Minta Kader NasDem Sebut Salam Semua Agama Saat Acara

10 November 2019 23:39 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Viktor Laiskodat Foto: Instagram/ @vbl4ntt1
zoom-in-whitePerbesar
Viktor Laiskodat Foto: Instagram/ @vbl4ntt1
ADVERTISEMENT
Gubernur NTT sekaligus Ketua DPP NasDem Viktor Laiskodat meminta seluruh kader partainya untuk menyebut salam dari semua agama saat menghadiri pertemuan. Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara di diskusi menangkal intoleransi dan radikalisme dalam perspektif kepala daerah.
ADVERTISEMENT
"Saya di mana pun berada, saya menghadiri rapat kementerian, menterinya ‘assalamualaikum’, stop. Saya berdiri, assalamualaikum, om swasti astu, namobudaya, pelan," kata Viktor di Ji Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (10/11).
Gubernur NTT Viktor Laiskodat memeriksa KMP Komodo. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Viktor menjelaskan, bagi yang memberi dan menjawab salam akan mendapat berkat. Maka itu, ia meminta para kader NasDem selalu melakukan seperti yang dilakukannya.
"Jadi kalau beragama kasih salam balik saja tidak mau, tapi mau restorasi, restorasi apa? Restoran kali," ucapnya.
Masalah pengucapan salam semua agama ini juga sempat dibahas oleh MUI Jatim. Menurut MUI Jatim, pengucapan salam semua agama bagi umat Muslim tidak disarankan karena belum tahu boleh atau tidaknya.
Lebih jauh Viktor juga menyindir saat publik ramai membicarakan pertemuan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dengan Pimpinan PKS. Menurut Viktor hal itu tidak sesuai dengan semangat persatuan yang dibangun di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kalau PKS itu tidak boleh ketemu, maka mereka harus dibantai dari NKRI, dianggap tidak benar. Waktu kita ketemu mereka dianggap tidak benar. Orang kalau dianggap tidak boleh ketemu, mereka tidak diperkenankan di Indonesia, tapi selama mereka diperkenankan, mereka partai yang sah," kata Viktor.
Ia juga mengatakan PKS adalah partai yang sah dan berada di parlemen. Maka itu pertemuan Paloh dengan Sohibul Imam seharusnya tidak dipermasalahkan karena sebagai partai politik, wajar untuk saling bertukar pikiran, termasuk dengan partai yang berada di luar koalisi.
"Semangat persatuan ini dibangun jangan membenci, kritik boleh. kalau semangat persatuan kita keras kritik, tetapi tidak boleh membuat tembok memisahkan melihat satu sama lain. Itu bukan Indonesia," kata Viktor.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya saat bertemu PKS, Viktor juga melihat banyak yang tidak suka saat NasDem mengundang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke pembukaan Kongres II mereka. Kritikan tidak hanya datang dari pihak luar saja, tapi juga dari internal NasDem.
"Anies Baswedan, lah orang datang jadi Gubernur, ribut. Baik internal pun ribut. Kenapa Anies, nanti calon presiden. Apa urusannya?" ucapnya.
Menurut Viktor, kesulitan membaur dengan yang berbeda itu justru akan mudah mengembangkan ideologi radikal. Padahal Pancasila mengajarkan untuk bersatu dalam perbedaan.
"Ini cara berpikir saya, kelahiran ideologi yang radikal kepada mereka yang rakus, mereka yang tidak mau berbaur pada perbedaan. Kepada mereka yang mau melihat satu kesatuan dengan keinginan dirinya sendiri. Mau mereka pokoknya ini, kalau tidak ini gak boleh. Nah ini radikal," pungkasnya.
ADVERTISEMENT