Viral Bapak-bapak Baku Hantam karena Anak Senggolan Saat Lomba Pushbike

15 Februari 2020 17:10 WIB
comment
18
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pushbike. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pushbike. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Media sosial diramaikan video perkelahian orang tua dalam lomba pushbike atau sepeda tanpa pedal. Dalam video berdurasi sekitar satu menit itu, balapan berlangsung sengit. Dua pembalap saling kejar-kejaran.
ADVERTISEMENT
Tak pelak senggolan terjadi antara dua anak terdepan yang memimpin pertandingan. Melihat insiden itu, salah satu orang tua tampak masuk ke dalam lintasan dan berusaha menghentikan anak yang berhasil di posisi terdepan. Orang tua lainnya kemudian turut masuk.
Keributan pun tak terelakkan. Bapak-bapak itu saling baku hantam. Video pertikaian keduanya pun viral di media sosial.
kumparan lantas menelusuri kejadian tersebut. Peristiwa itu ternyata terjadi di Taman Budaya UGM, Yogyakarta, dalam acara yang bertajuk Pushbike Grand Prix 2020 pada 10 Februari lalu.
Promotor acara, Purnomo Putro, membenarkan peristiwa dalam video tersebut. Dia menjelaskan bahwa yang tengah lomba saat itu adalah Kelas Boys 2014 (anak kelahiran 2014). Saat itu, memang ada persaingan ketat di sirkuit, hal itu membuat salah satu orang tua yang juga bertindak sebagai official team masuk ke lintasan.
ADVERTISEMENT
"Kejadiannya rivalitas di sirkuit saja memang dua pembalap ini (yang terdepan) saat ini merupakan yang terbaik di Pushbike Grand Prix untuk Kelas Boys 2014," ujar Purnomo kepada kumparan, Sabtu (15/2).
"Mungkin beliau (orang tua itu) lepas kontrol karena terbawa suasana race yang memang ketat persaingannya," imbuhnya.
Ilustrasi Push Bike. Foto: Shutter Stock
Purnomo menjelaskan, panitia langsung bertindak cepat melerai bapak-bapak yang bertikai itu. Purnomo tak menjelaskan akhir dari pertandingan ini. Namun menurutnya, akibat keributan itu posisi dua pembalap yang orang tuanya berseteru disanksi dengan mendapat urutan terakhir.
"Kaitan official (orang tua) yang masuk juga sudah kita selesaikan dan sudah clear. Dan kejadian kemarin sebenarnya sudah selesai sudah ada keputusan final. Bahwa ada religation atau penambahan point, sehingga posisi keduanya melorot di posisi 7 dan 8," kata Purnomo yang juga Ketua Bidang Pembinaan Usia Dini Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Kabupaten Sleman ini.
ADVERTISEMENT
Purnomo menjelaskan, Race Pushbike GRAND PRIX mengunakan regulasi balap sepeda dengan mengunakan commissaire atau wasit (juri) bersertifikat. Setelah peristiwa itu, race di kelas yang lain tetap berlangsung seperti biasanya.
"Pasti dong (evaluasi), sebenarnya sudah kami pertimbangkan untuk memakai BRC barrier keliling seperti di Race BMX yang kami kelola," kata Purnomo.
Ilustrasi Pushbike. Foto: Shutter Stock
Purnomo menjelaskan tujuan Pushbike Grand Prix ini tak lain untuk pembibitan atlet BMX. Purnomo sendiri telah menggeluti pushbike sejak 2015 lalu. Pushbike baru booming di Indonesia dua tahun belakangan. Peserta lomba ini pun berasal dari berbagai daerah.
"Total ada 10 putaran dalam setahun, 6 putaran di Yogyakarta lainnya muter ke Kendal, Pekalongan, Malang ,Jakarta. Peserta dari seluruh Pulau Jawa juga ada yang dari Kalimantan, bahkan di Putaran 3 besok ada rider dari Malaysia yang mau hadir," pungkasnya.
ADVERTISEMENT