Viral Curhatan Turis Kesal Dikerumuni Pedagang Asongan di Pantai Kuta, Bali

22 April 2022 11:11 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pedagang acung yang mengerumuni wisatawan di Pantai Kuta, Bali, Jumat (22/4/2022). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Para pedagang acung yang mengerumuni wisatawan di Pantai Kuta, Bali, Jumat (22/4/2022). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang turis asing curhat di media sosial diduga kesal dikerumuni pedagang acung atau asongan saat berwisata ke Pantai Kuta, Badung, Bali. Curhatan bule yang tidak diketahui identitasnya itu viral di media sosial (medsos).
ADVERTISEMENT
Turis tersebut bahkan kapok datang ke Pantai Kuta karena diperlakukan buruk oleh para pedagang. Ia menyatakan tak ingin kembali berwisata ke Pulau Dewata.
Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace mengaku sudah mendengar sejumlah keluhan dari wisatawan asing mengenai keberadaan pedagang acung di Pantai Kuta.
Cok Ace mengatakan, ada turis dari Australia yang dipaksa untuk membeli barang dagangan dari pedagang acung.
"Ya sudah saya dengar keluhan yang terjadi di (turis asal) Australia bahkan ada pemaksaan terhadap wisatawan dari penjual-penjual asongan dari sana," kata dia saat menghadiri apel persiapan mudik lebaran di Lapangan Renon, Kota Denpasar, Jumat (22/4).
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace. Foto: Dok. Pemprov Bali
Cok Ace memaklumi tindakan pedagang acung tersebut karena sepinya wisatawan selama pandemi COVID-19. Ia berharap baik masyarakat dan pelaku wisata dapat menghargai privasi wisatawan di objek-objek wisata.
ADVERTISEMENT
"Karena kondisi sosial ini memang sangat rentan sekali dari sebelumnya, dua tahun kita dalam keadaan suffer sekarang begitu ada sedikit wisatawan pasti ada sedikit gerakan (menjajakan dagangan kepada wisatawan) dan itu perlu kita antisipasi," kata dia.
Cok Ace telah berkoordinasi dengan pihak desa adat dan pelaku wisata agar hal yang sama tidak terjadi kembali. Ia mengatakan, akan meminta pecalang dan Satpol PP memperketat keamanan dan rutin melakukan giat razia gelandangan dan pengemis di objek wisata.
"Kami koordinasikan dengan bendesa (perangkat desa), mudah-mudahan ada tanggung jawab kita bersama, di masyarakat kita harap memperhatikan bersama. Sekarang akan kita lebih intens kita lakukan," kata dia.
Cok Ace juga berharap para pelaku wisata peka dengan keadaan sekitar, termasuk mencegah hal yang berpotensi menimbulkan adanya kriminal di objek wisata.
ADVERTISEMENT
"Pelaku wisata saya harapkan tidak saja mengamankan wilayah kerjanya saja tapi mari kita sama-sama peduli pada hal-hal yang berpotensi menimbulkan kriminal dan gangguan kepada wisatawan," kata dia.

Razia Gepeng

Sebelumnya, Satpol PP telah merazia keberadaan para gelandangan dan pengemis (gepeng) di kawasan wisata Kuta, Kamis (21/4) kemarin. Kehadiran mereka dinilai meresahkan wisatawan asing.
Komandan Regu Satpol PP BKO Kuta I Nengah Wika mengatakan, para gepeng beraksi dengan pura-pura menjual tisu kepada setiap turis asing. Mereka lalu meminta uang secara paksa apabila bule tak membeli tisu.
Suasana di Pantai Kuta, Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Razia dilakukan di sepanjang Jalan Raya Kuta dan Kawasan Pantai Kuta pada Kamis (21/4) sekitar pukul 11.00 hingga pukul 13.00 WITA. Petugas berhasil mengamankan sebanyak 28 gepeng yang terdiri dari 7 orang dewasa dan 21 anak.
ADVERTISEMENT
Mereka sebagian berasal dari Kabupaten Karangasem dan ada yang sudah pernah diamankan beberapa kali.
Para gepeng tersebut telah ditempatkan di Kantor Satpol PP Kabupaten Badung. Satpol PP Badung akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Karangasem untuk memulangkan dan membina gepeng tersebut.