Viral Guru SMPN 15 Medan Menangis di Sekolah, Mengaku Dapat Intimidasi Kepsek

16 September 2023 17:53 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guru di SMPN 15 Medan mengaku diintimidasi oleh kepala sekolah. Foto: Tri Vosa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Guru di SMPN 15 Medan mengaku diintimidasi oleh kepala sekolah. Foto: Tri Vosa/kumparan
ADVERTISEMENT
Viral di media sosial sejumlah guru SMPN 15 Medan menangis di ruangan guru sekolah tersebut. Mereka mengeluhkan perlakuan kepala sekolahnya, Tiurmaida Situmeang.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang beredar seorang guru mengatakan kerap mendapat surat panggilan (SP) dengan alasan yang tidak jelas. Gaji mereka bahkan sempat tertahan.
“Pak, kami dari guru di SMP N 15 Medan, seperti ini lah, kami ditekan, diteror kami secara mental,” kata salah seorang guru sambil menangis.
“Dibuat surat panggilan 1 tidak berdasar, panggilan 2 pun tidak berdasar, panggilan 3 juga tidak berdasar. Hanya karena kami dipanggil Pak Kabid, kenapa kami dipanggil? Karena kami belum gajian sampai hari ini dengan alasan yang jelas,” sambungnya
Lantas apa yang sebenarnya terjadi?
Guru yang ada dalam video itu ialah Conny Jeany Matullessya. Saat ditemui kumparan di SMPN 15 Medan ia bercerita awalnya ingin mengajukan pengunduran diri karena tidak tahan dengan kelakukan atasannya itu.
ADVERTISEMENT
Tiurmaida dinilai kerap mengeluarkan kata-kata kasar dan merendahkan para guru.
"Salah satu contohnya begini tanggal 13 Mei kita ada bikin acara pelepasan siswa kelas IX, kami sudah minta izin menggunakan aula. Tapi tiba-tiba Ibu itu (kepala sekolah) minta ganti, dia suruh rapat tiba-tiba, kami tiba-tiba dikumpulkan di lab. Di sana Ibu itu marah-marah sampai keluarlah ucapan guru SMP 15 ini guru-gurunya ini guru buangan," kata Conny, Sabtu (16/9).
Dalam kesempatan yang lain, Tiurmaida, tutur Conny, juga pernah menghina guru di sekolah itu. Dia bahkan menantang untuk berkelahi.
"Tanggal 8 Juli pengumuman SMP, Senin-nya itu upacara, beliau masuk, 'masuk semua, masuk semua, berdiri, ini memang guru-guru bodoh, kalau nilai siswa rendah itu karena gurunya yang bodoh. Kalau enggak ada yang suka turan saya silakan pindah, saya teken.' Lalu sampai terakhir kalimatnya, 'kalau enggak suka main fisik pun jadi, kata ibu itu," tutur Conny mengingat perkataan atasannya yang sudah bekerja sejak Maret 2023 itu.
ADVERTISEMENT
Karena tidak tahan dengan sikap atasannya itu, Conny memutuskan untuk pindah. Namun pengajuannya itu malah berbuah surat peringatan (SP) dengan alasan indisipliner.
"Saya tanya beliau, sebelum Ibu jadi Kepsek mana buktinya saya meninggalkan tugas. Dia bilang ga ada masalah, oke Ibu tetap mengajar," kata Conny.
Bukti dugaan pungli yang dilakukan Kepsek SMA N 15 Medan. Foto: Tri Vosa/kumparan
Saat itu menurut Conny suasana telah mereda hingga Tiurmaida membagikan foto dua guru dengan caption 'dulu seperti kucing dan tikus, saling membusukkan'.
Conny lalu menanyakan maksud foto tersebut. Tindakannya itu lalu berbuah SP yang kedua. Bahkan gajinya sempat tertahan.
"Bunyinya saya datang hanya untuk absen, lalu pulang. Keterlaluan fitnahnya. Karena saya bantah ditahan gaji saya. Kenapa ibu-ibu ini (guru yang lain) ikut (SP dan gaji ditahan)? Karena ibu ini ngomong sama saya. Itu melalui CCTV selalu melihat kami di sini," jelasnya.
ADVERTISEMENT

Dugaan Pungli

Conny juga mengungkap ada dugaan pungutan liar yang dilakukan kepala sekolahnya itu. Ada pemungutan uang ekskul hingga sewa kantin.
“Ini (juga) penyalahgunaan kekuasaan, bukti penyalahgunaan. Boleh dipanggil siswa, itu ekskul siswa dikutip bayaran. Ini uang sampul beliau mengakali supaya jangan kena jeratan hukum, beliau membuat surat, surat ini dibuat tanggal 5 tapi dibuat dihitung mundur jadi tanggal 10 dengan tujuan supaya mengelabui ya,” tutur Conny.
Conny mengatakan bahwa kepsek juga mengutip biaya sewa kantin, padahal sebelumnya masalah sewa diurus koperasi sekolah.
“Uang kantin itu biasanya dikutip koperasi. Koperasi yang mengelola untuk kesejahteraan guru. Ini ada 3 kantin, tiap kantin ada 2 orang, masing-masing dikutip Rp 7,5 juta untuk setahun. Dulu itu yang kelola koperasi, Rp 25 ribu setiap hari kalau buka, kami enggak tahu uang itu dikemanakan,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Conny mengatakan pihaknya juga belum menerima uang makan. Menurutnya uang tersebut ditahan kepala sekolah.
“Nah, ini bukti e-kinerja saya tidak dicek sampai hari ini, TPP saya bulan lalu juga enggak cair, uang makan saya gak cair, hanya karena keegoisan beliau. Ini kami ada 2 orang yang dibeginikan. Supaya saya kena dengan perbuatan beliau, saya dibuat begini, dianiaya, memang bukan secara fisik, tapi begini,” jelasnya.

Penjelasan Pihak Sekolah

kumparan mencoba menemui Tiurmaida, namun ia tidak sedang ditempat, yang ada hanya wakilnya, Suhartini. Ia menuturkan tidak tahu masalah gaji yang dialami para guru.
“Soal gaji saya pun heran kenapa gaji ada 3 nama yang dikeluarkan, di situ saya tanya, bu, amprah gaji ini, saya terus terang enggak tahu masalah gaji,” kata Wakil Kepala SMPN 15 Medan, Suhartini.
ADVERTISEMENT
Suhartini mengaku akan menanyakan masalah ini ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan. Menurutnya masalah ada di kepala sekolah.
“Saya pun telat gajinya. Ini kami pun menghadap ke dinas apa alasan telatnya. Kalau ditanya ke bendahara sekolah, katanya Ibu (Tiurmaida) belum mau tanda tangan,” jelasnya.

Disdik Tegur Kepsek

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan Laksamana Putra Siregar mengatakan pihaknya akan mendalami kasus tersebut.
“Terkait soal gaji, itu tertunda memang. Dan kepsek sudah kami tegur secara tertulis,” kata Laksamana saat dikonfirmasi.
Namun, ia menuturkan kepala sekolah juga tidak salah saat memberikan SP ke beberapa guru karena memang melakukan indisipliner.
“Guru-guru itu juga melakukan tindakan indisipliner, mereka pergi di jam kerja. Kami juga tidak membenarkan tindakan kepsek. Kepsek ini ada yang benar dilakukan, ada juga yang salah,” jelasnya.
ADVERTISEMENT