Viral Kisah Herlina, Diadopsi ke Belanda saat Bayi Kini Mencari Orang Tuanya

24 Februari 2020 11:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Herlina dan suami ketika mengunjungi Indonesia pada 2008. Foto: Dok. Herlina
zoom-in-whitePerbesar
Foto Herlina dan suami ketika mengunjungi Indonesia pada 2008. Foto: Dok. Herlina
ADVERTISEMENT
Herlina, perempuan berusia 41 tahun itu mulai mempertanyakan jati dirinya. Tepatnya, ketika ia melahirkan anak kembar pada 2013. Ia bertanya-tanya, apakah orang tuanya mirip dengannya? Apakah ia juga memiliki saudara kembar? Sebab, ia percaya, saudara kembar adalah keturunan dan diturunkan dari ibu ke anak perempuan. Pertanyaan itu belum ada jawabannya semenjak ia diadopsi ke Belanda pada 1980.
ADVERTISEMENT
“Fakta bahwa saya diadopsi menjadi semakin sulit bagi saya. Manusia terbentuk dari saat mereka dilahirkan. Mereka memperoleh identitas mereka dari itu. Bagian itu hilang,” tulis Herlina kepada kumparan, Senin (24/2).
Foto Herlina saat masih bayi bersama perawat. Foto: Dok. Herlina
Herlina lahir pada 9 Desember 1979 di Klinik Bersalin Pembina Cideng yang berlokasi di Jalan Tanah Abang II/100-202, Jakpus. Dalam Surat Keterangan Lahir tertulis Herlina lahir dari orang tua bernama Nurhayati dan Joric yang beralamat di Jalan Ambar RT 004/017, Jelambar, Jakbar.
Akta Kelahiran Herlina. Foto: Dok. Herlina
“Ada kemungkinan nama Nurhayati dan Joric palsu. Joric bukan nama umum di Indonesia. Dalam dokumen notaris saya menunjukkan saya lahir di luar pernikahan. Nurhayati juga nama umum dan bisa dipalsukan dalam kasus khusus ini,” tambah Herlina.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, dalam dokumen yang ia miliki, orang tuanya merupakan keturunan Sunda.
Masih dari dokumennya, ia tinggal bersama orang tua kandungnya hingga 24 September 1980. Setelah itu, ia dipindahkan ke panti asuhan yang terletak di Jalan Dr. Saharjo 78, Manggarai, Jaksel. Tidak ada keterangan lebih lanjut nama panti asuhan tersebut.
Klinik tempat Herlina dilahirkan. Foto: Dok. Herlina
“Pada 27 Oktober 1980, Nurhayati memberikan kuasa kepada pengacara Martono Martonagoro yang terletak di Jalan Pecenongan 69 untuk proses adopsi. Nama Diah Rosalinawati dan Deddy Wiardi Hadiamoto menjadi saksi,” ujar Herlina.
Pengadilan mengabulkan proses adopsi pada 31 Oktober 1980. Keputusan tersebut diputus oleh Hakim Ruwiyanto dan Wakil Panitera Achmad Jusri.
Di tahun yang sama, Herlina dijemput oleh ayah angkatnya melalui yayasan penyalur adopsi anak di Belanda, Stichting Kind en Toekomst. Ia tinggal bersama orang tua angkatnya di Streefkerk, kota kecil yang berjarak 66 kilometer dari Amsterdam.
ADVERTISEMENT
“Ketika saya berumur 6 tahun, keluarga kami pindah ke Oegstgeest (sekitar 40 kilometer dari Amsterdam). Lalu ke Leiden dan kembali ke Oegstgeest. Kini saya tinggal bersama dengan suami dan dua anak kembar saya,” beber Herlina.
Tampak depan panti asuhan Herlina di Jakarta. Foto: Dok. Herlina
Herlina pernah menjadi pramugari di KLM Royal Dutch Airlines selama 16 tahun. Ia memutuskan berhenti ketika sudah memiliki anak. Kini, ia bekerja di bidang administrasi untuk perusahaan penerbitan.
“Kami sekeluarga suka traveling. Pertama liburan bersama suami ke Indonesia. Anehnya, mertua saya lahir dan pernah tinggal di Bogor. Dari situlah cinta bersama kami untuk Indonesia berasal. Tapi sulit bagi saya karena tidak bisa berbahasa Indonesia dan tidak tahu kerabat di Indonesia,” tambah Herlina.
Sejak 2016, Herlina aktif mencari orang tua kandungnya. Ia telah meminta bantuan kepada 3 otoritas yang berbeda. Sejauh ini, belum ada hasil yang diharapkan.
ADVERTISEMENT
“Saat ini pencarian saya masih melalui Ana Maria dari Yayasan Roots dan Mencari Orang Tua Kandung, organisasi yang telah aktif mempertemukan anak adopsi dan orang tua kandung sejak 1980an di Indonesia,” pungkas Herlina.
Poster Herlina mencari orang tua kandung. Foto: Dok. Herlina
Rencananya Herlina akan berkunjung ke Indonesia pada Juli 2020 untuk melanjutkan pencarian. Ia berharap segera bertemu dengan keluarga kandungnya.
“Sejak saya memposting di Facebook, saya berterima kasih atas reaksinya. Jelas bahwa keluarga sangat penting bagi saya,” tutup Herlina.