Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Viral Kondisi Museum KAA Bandung Bocor & Tembok Retak, Ini Penjelasan Pengelola
20 September 2022 14:12 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Video tersebut menunjukkan bagian-bagian di Gedung Merdeka yang rapuh seperti atap rembes dan bocor, plafon hancur, tembok dan tiang retak, hingga sejumlah lampu kedap-kedip dan mati.
Kepala Museum KAA Bandung , Dahlia Kusuma Dewi, buka suara atas viralnya video tersebut. Ia mengatakan video yang beredar itu memang betul adanya, namun salah satu atap yang bocor dan lampu kedap-kedip sudah diperbaiki.
"Dan memang wilayah sana (Gedung Merdeka) itu Pemprov Jabar ya, jadi memang gedung ini (Museum KAA)kami (kelola) bersama-sama dengan pemprov, museum sini yang biasa dikunjungi memang otoritas kami. Nah, memang di bagian sana, kan, otoritasnya Pemprov Jabar, tapi intinya gedung ini (diurus) bersama," ucapnya saat ditemui kumparan di Museum KAA, Selasa (20/9).
Dahlia mengatakan bagian-bagian yang rapuh di Gedung Merdeka sedang tahap renovasi. Ia berujar perizinan renovasi cukup memakan waktu karena pihak Pemprov Jabar sangat berhati-hati dalam merenovasi dengan alasan bangunan tersebut adalah cagar budaya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, untuk tahap merenovasi pun perlu izin ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) dan dari tim ahli cagar budaya Kota Bandung.
"Artinya cagar budaya itu seperti itu bahwa saat merenovasi bangunan cagar budaya itu tidak serta merta karena kami harus minta izin dulu dengan BPCB itu adanya di Banten kantornya. Jadi kalau mau izin-izin pun harus ke situ dulu," ucap Dahlia.
"Lalu di Kota Bandung sendiri ada tim ahli cagar budaya. Itu juga sama, kita harus minta pertimbangan dulu. Ya Alhamdulilah sekarang sudah jalan setelah berapa lama itu berbulan-bulan minta izin (renovasi)," sambung Dahlia.
Ia mengatakan saat proses pembuatan video viral tersebut, timnya sedang berjuang agar mendapatkan izin untuk merenovasi.
"Saya juga membantu pemprov mendorong ini (renovasi) harus segera. Karena kalau nggak kayak gitu jadinya. Itu sudah lama kita berjuang. Jadi kepada masyarakat untuk renovasi gedung cagar budaya itu tidak seperti gedung-gedung biasa," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Dahlia mengisahkan barang-barang yang berada di Gedung Merdeka merupakan peninggalan zaman dahulu (Belanda) sehingga cukup sulit untuk diperbaiki karena aturannya harus persis seperti semula.
"Sementara bahan-bahan gedung zaman dulu udah susah kan dicarinya. Sebelah sana benda-bendanya kayu semua. Jadi kayu-kayunya itu dah kayu tahun berapa. Susah dicari. Kadang-kadang aturannya itu harus yang persis, ya gak bisa. Bisa aja waktu zaman dulu kayunya impor," ucapnya.
Untuk meminimalisir hal tersebut, pihaknya lantas menggunakan pengganti benda yang lain, dengan catatan harus mirip dan kualitas terjamin. Ia mengatakan renovasi tersebut berlangsung hingga Desember 2022.
"Sampai akhirnya ada video itu, ya udah gimana caranya (merenovasi) semirip-mirip mungkin, meskipun berbeda sedikit, cuman dengan kualitas yang sama. Alhamdulilah sekarang (renovasi) sudah dikerjakan," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Video Lama
Pamong budaya museum KAA, Katon, menjelaskan postingan tersebut adalah video lama. Karena, salah satu bagian video yang menunjukkan atap bocor dan lampu kedap-kedip sudah diperbaiki Minggu lalu juga tahap renovasi Gedung Merdeka sedang dikerjakan.
"Saya yakin itu video lama. Gak mungkin terjadi di minggu-minggu ini. Dan proses renovasi pun sudah sekitar beberapa bulan yang lalu," ucapnya.
Lebih jelasnya, bagian atap bocor dan lampu kedap-kedip merupakan bagian dari Museum Asia Afrika, sedangkan plafon ancur, tembok dan tiang retak bagian dari Gedung Merdeka. Kedua gedung itu masih dalam satu kompleks di Jalan Asia Afrika.
Tandem Katon, Safira, pun menjelaskan plafon bolong merupakan bagian dari ruang VIP. Ia mengatakan ruangan tersebut tidak dibuka secara umum atau tak sembarangan dikunjungi.
ADVERTISEMENT
"Jadi ruangan (VIP) itu bisa dibilang dalam setahun ini tidak bisa digunakan sama sekali. Kami pun kalau misalnya ada yang mau berkunjung ke sana, kami menjelaskan dulu kondisinya seperti ini kepada panitia/pihak penyelenggara kunjungan," ucapnya.
Katon pun berujar pelaku video tersebut mungkin tidak mengikuti arahan tour guide sehingga membuat narasi seperti itu.
"Museum KAA selalu menyediakan tour guide. Kenapa dia bisa sampai jalan-jalan sendiri, feeling saya dia tidak mengikuti pemanduan secara utuh. Yang kami jelaskan selama pemanduan memang secara historis dan sebagainya. Kalau dia menanyakan tentang pertanyaan ini, kami pun ada jawabannya," kata dia.
Reporter: Arif Ma'arif