Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Viral Mahasiswa UNM Makassar Didorong Dosen Saat Demo Kebijakan Kampus
11 Juli 2024 16:19 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari dosen, saat mempertanyakan kebijakan kampus terkait pembelian jas almamater bagi mahasiswa baru.
ADVERTISEMENT
Insiden ini sempat direkam dalam video. Dalam rekaman tersebut, terlihat mahasiswa beradu argumen dengan beberapa dosen. Kemudian, dosen tersebut diduga emosi, lalu mendorong mahasiswa dan meminta mereka meninggalkan kampus.
Presiden BEM Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNM, Faisal Basri, mengatakan bahwa demo yang berlangsung di gedung Phinisi itu membawa berbagai tuntutan.
"Kemarin, teman-teman dari Aliansi Mahasiswa UNM membawa 5 isu, mulai dari jas almamater, penerapan IPI, UKT jalur mandiri, dan KMD PGSD," kata Faisal kepada wartawan pada Kamis sore (11/7).
Demo awalnya berlangsung tertib. Namun, ketika massa berusaha melakukan audiensi dengan Rektor UNM, terjadi keributan dan perlakuan tidak menyenangkan tersebut.
"Teman-teman mahasiswa bertanya dengan baik dan sopan, tetapi respons dari rektorat seperti itu," sebutnya.
ADVERTISEMENT
"Sejauh yang saya tahu, yang mendorong adalah civitas academica, pengajar. Ada civitas akademika dan rektorat yang saya lihat. Mahasiswa yang didorong berasal dari FIP jurusan PGSD," lanjutnya.
Wajib Beli Jas Almamater untuk Mendapatkan NIM
Faisal mengatakan bahwa kebijakan kampus sangat tidak tepat dan mengada-ada. Kampus mewajibkan mahasiswa baru membeli jas almamater sebagai syarat untuk mendapatkan nomor induk mahasiswa (NIM).
Ia melanjutkan, "Mahasiswa baru diwajibkan membeli jas almamater, dan kuitansi tersebut dijadikan salah satu syarat untuk cap atau registrasi dari UNM. Masalahnya, tidak semua mahasiswa baru mampu membeli almamater."
Tidak hanya itu, para pengajar juga menuding para mahasiswa yang datang ke rektorat UNM untuk mempertanyakan kenaikan harga kelengkapan almamater tersebut sebagai calo.
ADVERTISEMENT
"Kami sangat menyayangkan tuduhan tersebut. Tiba-tiba kawan kami dituduh sebagai calo, padahal kami datang dengan jelas untuk membahas isu itu," ungkapnya.
Rektor UNM: Biasa
Rektor UNM Prof. Karta Jayadi saat dikonfirmasi menganggap peristiwa tersebut adalah hal yang biasa terjadi. "Biasa saja itu," katanya.