Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
![Ilustrasi sembako. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1580356375/kxoijdwkumsuzgbubmxv.jpg)
ADVERTISEMENT
Jagat maya dihebohkan dengan unggahan akun Facebook Elisabeth Tri Hapsari. Di dalam unggahannya, Elisabeth menuliskan soal dugaan modus penipuan beli sembako yang dilakukan oleh dua orang yang mengontrak di perumahan Citra Indah City Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Diduga pelaku ini membeli sembako dari berbagai agen di Bogor dengan jumlah banyak dan total kerugian yang dialami banyak penjual mencapai ratusan juta rupiah.
Kejadian itu diumumkan Elisabeth di beberapa grup Facebook. Di antaranya di group Facebook Citra Indah Portal 2020 dan group Facebook Seputar JCC (Jual Beli Area Jonggol Cibubur Cileungsi Cibarusah Citra Indah Cariu) serta penghuni perumahan Citra Indah.
"Assalamualaikum, Info kepada semua teman pelaku usaha jgn sampe kena modus pembelian barang sembako, bahan makanan dan barang keperluan harian pembayaran melalui kliring dan cek. Pelaku berakasi dr tahun 2019. Korban sudah byk sekali. Dan kerugian sudah lebih dr 500jt. Utk kejadian yg baru ini saja rata2 kerugian korban 20-50jt. Korban berasal dr mana saja. Semarang, bekasi, bogor, jakarta," tulis Elisabeth.
Lantas Elisabeth pun menceritakan bahwa pelaku penipuan tinggal mengontrak di perumahan Citra Indah Jonggol. Pelaku keluarga yang baru saja menempati rumah selama kurang lebih dua minggu.
ADVERTISEMENT
"Kejadian yang baru terjadi lokasi di Citra Indah Jonggol Jawa Barat. Ternyata pelaku adalah penyewa rumah yang baru menempati rumah kurang lebih 2minggu. Pelaku terdiri dr 3 org; Heriansyah (di KTP dan Foto), Narti (Foto), dan Sri Rohati (nenek2 biasa dipanggil mama, mama Septi, Ibu Lin) tidak ada foto," kata Elisabeth.
Modus penipuan, tulis Elisabeth, mereka membeli kebutuhan bahan sembako namun pembayaran dengan metode kliring. Kliring adalah suatu bentuk penyelesaian pembukuan dan juga transaksi dengan cara memindahkan suatu saldo pada pihak lain yang lebih berhak. Pembeli yang melakukan transfer pembayaran menggunakan kliring atau Lalu Lintas Giro (LLG), waktu yang dibutuhkan bisa mencapai 2-3 hari kerja. Setelah itu, uang baru bisa masuk ke rekening penjual.
ADVERTISEMENT
"Singkat cerita modus penipuan adalah memesan sembako dan bahan makanan lainnya (seafood, daging, ayam, kerupuk, gula merah) biji kopi, kasur, celana, dll. Pelaku melakukan pembayaran dgn metode kliring dgn alasan akan masuk dana 2-3 hari. Dan krn jumat terpotong hari sabtu minggu libur. Semua dijanjikan senin. Kalo utk saya krn saya tdk percaya krn dana blm msk kliring, pelaku memberikan cek utk dicairkan di hari senin. Senin pagi saya ke bank utk mencairkan cek tnyta saldo tidak cukup, pelaku benar nasabah (tp blm lama) dan pelaku tdk bs dihubungi, ketika dihubungi," tulis Elisabeth.
Elisabeth mengatakan, karena merasa ditipu para korban mendatangi rumah tersebut satu per satu. Namu saat didatangi rumah tersebut kosong.
ADVERTISEMENT
"Disitu makin jelas ini penipuan Ditambah saat didatangi rumah sudah bersih kosong. Pdhl sblmnya padat aktivitas. Hari senin semua korban berdatangan satu per satu. Total kurang lebih 10 korban dgn jumlah puluhan juta masing2 korban," katanya.
Elisabeth pun meminta agar warganet memviralkan aksi penipuan ini. Di akhir postingan disebutkan juga bahwa pemilik rumah yang dikontrakan itu mengalami kerugian karena barang-barang rumah ikut diangkut
"Mohon diviralkan pelaku agar pergerakannya susah dan tidak lagi memakan korban. Menurut korban yg lain, temannya jg kena tipu dgn pelaku yg sama pd tahun 2019. Pelaku terstruktur sekali. Di pandemi spt ini org susah berusaha, malah ada sindikat penggelapan sembako yang merugikan byk pelaku usaha. Total kerugian jika ditotal bisa 500jt kurang lebih
ADVERTISEMENT
Waspada buat teman2 pelaku usaha, cukup kami jd korban terakhir apalg menjelang bulan puasa spt ini ๐
Malahan pemilik rumah jg mengalami kerugian barang2 di dlm ikut diangkut, sampe tabung gas dan piring," ucapnya.
Kepolisian Resor Bogor langsung merespons kisah viral Elisabeth itu. Kabag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspitas Lena membenarkan adanya aduan masyarakat terkait hal itu.
"Iya kejadiannya ada. Ini kejadian di Jonggol saya masih koordinasi dengan Kapolsek Jonggol," kata Ita, saat dihubungi, Rabu (24/3). Ita tak menjelaskan lebih detail lagi terkait kasus ini. Dia masih menanti koordinasi dengan Kapolsek Jonggol.
Sementara itu Kapolsek Jonggol AKP Sularso saat dihubungi belum menjawab terkait modus penipuan ini.