Viral Pesawat Diduga Sebarkan Chemtrail Omicron, Ini Penjelasan Ahli dan Satgas

16 Februari 2022 16:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
Ilustrasi pesawat mengeluarkan asap. Foto: yankane/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat mengeluarkan asap. Foto: yankane/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Viral sejumlah foto dan video garis putih di langit di media sosial. Terdapat narasi yang menyebut garis putih tersebut merupakan chemical trail (chemtrail) yang sengaja disemprotkan oleh pesawat.
ADVERTISEMENT
Pada sebuah unggahan di Instagram, chemtrail diklaim sebagai penyebab mewabahnya virus corona varian Omicron.
Klaim chemtrail menyebabkan virus corona sudah pernah tersebar pada 2021 lalu. Salah seorang akun instagram mengunggah postingan tersebut pada November 2021.
“Penampakan Chemtrail di Depok, Cirebon, Sumedang, Indramayu, Semarang, Brebes hingga Aceh,” tulis salah satu akun instagram.
Kemudian ada salah seorang warganet yang menyebut bahwa kejadian itu membuat keluarganya mengalami gejala batuk dan juga flu.
“Dari langit Langsa (Aceh) Selasa 2 November 2021, chemtrail party, 3 pesawat sekaligus, setiap hari penampakan dan berkali-kali, sekeluarga kena gejala batuk flu,” tulisnya.
Unggahan hoaks soal pesawat menyebarkan chemtrails di langit penyebab omicron. Foto: Dok. Istimewa
Dari penelusuran kumparan, istilah chemtrail sudah menjadi topik dari teori konspirasi sejak lama, namun kembali diperbincangkan di tengah masa pandemi.
ADVERTISEMENT
Dari teori konspirasi itu menyebut chemtrail yang berupa garis putih di langit sengaja dikeluarkan untuk mengeluarkan zat kimia sehingga menyebabkan manusia mengalami penyakit-penyakit tertentu.
Mantan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, buka suara atas fenomena garis putih pada langit tersebut. Ia menegaskan, bahwa yang terjadi bukan penyebaran chemtrail seperti yang diklaim di media sosial.
"Itu contrail (condensation trail) atau jejak kondensasi (berbentuk jejak awan) karena gas buang pesawat bertemu dengan udara dingin di jalur terbang pesawat," jelas Thomas yang kini meneliti di Pusat Riset Antariksa kepada kumparan, Rabu (16/2).
Sementara itu, dikutip dari situs resmi Satgas COVID-19 RI, bahwa teori tentang chemtrail masih belum dapat dibuktikan. Namun penampakan kabut pesawat yang diduga chemtrail penyebab omicron dan varian COVID-19 lainnya dipastikan adalah hoaks.
ADVERTISEMENT
"Narasi dan video yang menyatakan garis asap putih yang ada di langit Pantura adalah chemtrails yang dibuat untuk membuat orang-orang sakit hingga positif virus COVID-19 adalah hoaks," tegasnya.

EPA keluarkan laporan menampik hoaks chemtrail

Environmental Protection Agency (EPA) pernah mengeluarkan laporan terkait fenomena garis putih di langit yang diduga chemtrails oleh banyak negara di dunia.
EPA menyebut, akibat kelembaban tinggi, jejak asap (contrail) akan terjadi terus menerus. Partikel es baru kemudian terbentuk dan muncul dalam ukuran tertentu dengan mengambil air dari atmosfer di sekitarnya.
"Proses ini akan menghasilkan garis berbentuk garis contrail hingga meluas untuk jarak luas di belakang pesawat terbang. Contrails dapat bertahan selama berjam-jam saat muncul dan melebar dari 200 meter hingga 400 meter. Ia tersebar karena turbulensi udara yang diciptakan oleh pergerakan pesawat, perbedaan kecepatan angin sepanjang jalur penerbangan, dan kemungkinan melalui efek pemanasan matahari," terangnya dalam laporan tersebut.
ADVERTISEMENT