Viral Peserta SIMAK Kerjakan Soal Pakai AI, Begini Penjelasan Rektorat UI

17 Juli 2024 20:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Universitas Indonesia. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Universitas Indonesia. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu calon mahasiswa baru Universitas Indonesia (Camaba UI) tengah ramai dibahas di media sosial X. Sebab, ia disebut-sebut memanfaatkan artificial intelligence (AI) ketika mengikuti ujian Seleksi Masuk UI Terpadu (SIMAK UI).
ADVERTISEMENT
Camaba itu juga diduga berhasil lolos SIMAK UI dan diterima sebagai mahasiswa baru Fakultas Kedokteran (FK) di program Kelas Khusus Internasional (KKI). Netizen di media sosial X pun ramai mengkritisi camaba tersebut.
Mereka menilai bahwa perbuatan itu tidak adil dan berharap pihak universitas bisa mendiskualifikasi kelolosan camaba yang menggunakan AI itu. Sebagian juga ada yang protes soal metode online yang digunakan SIMAK UI dalam proses penyeleksian.
Seleksi SIMAK UI sendiri dilakukan dengan metode daring (online) dengan kondisi webcam menyala. Namun, hal ini dianggap tak cukup untuk mampu monitoring indikasi kecurangan yang memanfaatkan teknologi AI dalam menjawab soal-soal SIMAK UI.
Dalam sebuah tangkapan layar, terlihat camaba tersebut menggunakan AI bernama StudyX dengan website https://studyx.ai/. Ia menggunakan hasil screenshoot ketika sedang mengerjakan soal SIMAK UI untuk kemudian foto tersebut dimasukkan dalam situs StudyX agar jawabannya bisa keluar.
Salah satu fitur AI StudyX. Foto: Dok. Tangkapan Layar StudiX
kumparan pun mencoba fitur dalam StudyX. Kami memasukkan hasil screenshoot soal matematika yang pernah keluar di SIMAK UI. Kurang dari 1 menit, jawaban dari soal tersebut keluar lengkap dengan hasil operasinya. Bahkan, StudyX menawarkan 5 cara untuk menyelesaikan soal Matematika tersebut.
Salah satu fitur AI StudyX. Foto: Dok. Tangkapan Layar StudiX

Respons Rektorat UI

Kepala Biro Humas dan KIP UI, Amelita Lusia, menyebut isu mengenai penyelenggaraan SIMAK UI yang diwarnai kecurangan memang muncul setiap tahun. Di antaranya adalah isu mengenai praktik perjokian maupun adanya 'orang dalam' dalam proses tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Amelita memastikan UI memperhatikan dengan cermat kemungkinan terjadinya ketidakjujuran tersebut. Salah satunya melalui mekanisme antisipatif yang diterapkan adalah penggunaan gabungan skor UTBK dan skor SIMAK (50% skor UTBK dan 50% skor SIMAK).
"UI juga memperhatikan kewajaran dan konsistensi skor yang diperoleh seorang peserta seleksi pada saat mengikuti UTBK dan pada saat mengikuti SIMAK," kata Amelita dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Selasa (17/7).
Kepala Biro Humas dan KIP UI, Dra. Amelita Lusia, M.Si. Dok: Universitas Indonesia. Foto: Dok. Istimewa
Terkait dengan viralnya ujian SIMAK UI untuk fakultas kedokteran yang dianggap curang, lanjut Amelita, UI juga memiliki mekanisme untuk meminimalkan potensi kecurangan yang dilakukan peserta ujian dalam mengikuti SIMAK.
"Dalam hal seleksi mandiri Kelas Khusus Internasional FK UI, mereka yang dinyatakan lulus Ujian Tulis SIMAK UI, harus mengikuti 2 tes berikutnya, yaitu MMPI dan MMI. Dengan tahapan tes seperti ini adalah hal yang lazim terjadi jika seorang peserta dengan skor SIMAK Online yang tinggi akhirnya tidak lulus karena hasil tes MMPI dan MMI yang tidak baik atau kalah baik dibanding peserta lain," tambahnya
Seleksi Masuk UI Terpadu (SIMAK UI). Foto: dok. Universitas Indonesia
Amelita memang tak merinci apa itu MMPI maupun MMI. Namun berdasarkan penelusuran kumparan, MMPI atau Minnesota Multiphasic Personality Inventory merupakan pemeriksaan kondisi psikologis individu untuk mengidentifikasi karakteristik kepribadian dan psikopatologi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, MMI atau Multiple Mini Interview merupakan wawancara yang memang lazim digunakan di fakultas kedokteran.
"Jika masyarakat menemukan atau mengetahui oknum yang melakukan atau mencoba melakukan segala bentuk ketidakjujuran dan kecurangan, dapat melaporkannya secara resmi kepada UI agar dapat ditindaklanjuti. Jika memang terbukti melakukan ketidakjujuran atau kecurangan, maka UI akan mengambil tindakan yang sesuai," pungkasnya.