Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Viral Pimpinan Komisi V Tertawa Saat Gempa, Dasco Minta Introspeksi
22 November 2022 11:56 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Wakil Ketua Komisi V DPR Roberth Rouw menuai sorotan usai videonya saat rapat dengan Kepala BMKG dan Kepala Basarnas viral di medsos. Robert Rouw terlihat tertawa. Dia dinilai menganggap remeh saat gempa — yang kemudian diketahui berpusat di Cianjur sebesar 5,6 M —ikut mengguncang Gedung DPR Senayan, kemarin (21/11).
ADVERTISEMENT
Saat gempa berlangsung, Roberth tengah memimpin rapat bersama BMKG dan Basarnas. Politikus Nasdem ini menyadari sejak awal getaran gempa, namun meresponsnya dengan kekehan.
Menurut tayangan di kanal YouTube Komisi V DPR RI Channel, terlihat ia tertawa ketika merasakan guncangan gempa pada pukul 13.21 WIB. Rapat belum lama dibuka oleh Roberth dan disiarkan langsung sekitar pukul 13.14 WIB.
Dari tayangan ini, bahkan pergerakan kamera yang menyorot Roberth di meja pimpinan ikut berguncang efek dari gempa.
"Gempa!" ujarnya disambung kekehan.
"Ini BMKG bikin gempa ini," canda Roberth sambil tertawa kecil, disambut juga oleh tawa hadirin.
Roberth lanjut terkekeh-kekeh. Tawa Roberth sempat mereda ketika Kepala BMKG Prof Dr Dwikorita Karnawati memberikan imbauan melalui pengeras suara.
ADVERTISEMENT
Sepertinya saat gempa terjadi, Dwikorita dkk bersembunyi di bawah meja dan ketika aman, Dwikorita menyampaikan imbauan agar berlindung di bawah meja jika gempa terasa.
"Iya. Ini lihat ini, harus ikut Kepala BMKG. Iya, Kepala Basarnas belum ikut (berlindung). BMKG sudah langsung masuk meja, iya (tertawa)," ucap Robert.
Cara mitigasi itu kemudian coba diimbau kembali Dwikorita melalui mikrofon di ruang rapat.
"Mohon izin sebentar, Bapak. Seandainya ada lagi [gempa] mohon untuk masuk di bawah meja. Dan kalau sudah tenang sebaiknya kita keluar melalui pintu dibagi, yang sebelah sana pintu sana, sebelah sana pintu sana," kata Dwikorita yang tak tersorot kamera.
Kali ini, Roberth mulai serius menanggapi dengan memberi informasi bahwa hanya ada satu pintu keluar di ruang rapat. Imbauan untuk keluar meninggalkan ruangan juga didengar Roberth. Ia memutuskan menskorsing rapat, tetapi masih nampak tertawa kecil.
ADVERTISEMENT
"Iya. Harusnya, harusnya kalau gempa begini kita keluar dulu, ya. Tunggu mungkin 30 menit kemudian baru kita masuk lagi. Jadi saya skors, kita keluar dululah. (Tertawa) ya?" tanya Roberth.
"Mumpung tenang, kita keluar dulu," ajak Dwikorita.
"Iya. Jadi saya skors, ya," tutup Roberth sambil mengetuk palu penanda skors rapat.
Pimpinan DPR Minta Roberth Introspeksi
Momen viral tersebut ditanggapi oleh Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad. Ia yakin sikap Roberth tak disengaja, namun Dasco meminta Roberth untuk introspeksi diri.
"Ya, apa yang terjadi di sana itu bukan unsur kesengajaan, dan itu juga spontanitas karena, ya, jarang terjadi ketika lagi rapat kemudian ada yang masuk di bawah kolong meja. Walaupun itu adalah SOP ketika kemudian terjadi hal-hal seperti itu," kata Dasco di Gedung DPR RI, Selasa (22/11).
ADVERTISEMENT
"Kalau soal teguran, itu bukan ranahnya kita. Nanti ada ranah dari MKD [Majelis Kehormatan Dewan] yang nanti mungkin akan mengkaji apakah kemudian itu termasuk pelanggaran atau tidak," jelas Dasco.
Di sisi lain, politikus Gerindra ini memastikan di DPR rutin ada latihan SOP menghadapi bencana, baik itu gempa maupun kebakaran.
Dan dari waktu ke waktu, sarana prasarana dan fasilitas akan terus dilengkapi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sebelum gedung DPR pindah ke IKN di Kalimantan Timur.
Versi Polri: Korban Tewas Gempa 117 Orang
Gempa yang berpusat di darat di Cianjur dengan kedalaman 11 km menyebabkan banyak korban tewas dan lebih 2 ribu rumah rusak.
Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, berdasarkan data miliknya pada Selasa (22/11) pukul 10.00 WIB, tercatat ada 117 korban tewas dan 370 orang luka-luka.
ADVERTISEMENT
"Jumlah total korban terdata, luka berat 34 orang, luka ringan 336 orang, meninggal dunia 117 orang. Untuk korban meninggal dunia 113 sudah teridentifikasi, 4 masih dalam proses identifikasi, dan 1 belum teridentifikasi," kata Dedi dalam keterangan tertulis.