Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Viral Polisi di Medan Disebut 'Arogan Bela Teman' Begini Penjelasan Polda Sumut
11 Maret 2024 16:46 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Polisi di Kota Medan yang cekcok teriak-teriak dengan orang lain, viral di media sosial dengan narasi "oknum polisi melindungi rekannya yang terlibat pemukulan".
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, membantahnya.
Hadi lalu menjelaskan peristiwa itu terjadi pada pukul 01.15 WIB, Senin (11/3). Polisi tersebut awalnya bertugas sebagai personel pengamanan di kantor Bawaslu.
"Ia melihat keributan di depan kantor Bawaslu antara beberapa sepeda motor dan 1 unit mobil, lalu terjadi aksi pelemparan," kata Hadi, Senin (11/3).
Hadi melanjutkan, "2 pemotor lalu menghampiri polisi tersebut dengan mengatakan 'Pak tolong geng motor Pak, maling Pak'."
Menurut Hadi, polisi tersebut lalu ikut dengan pemotor, dibonceng, mengejar mobil tersebut.
"Sesampainya di depan Hotel JW Marriott, mobil yang dikejar sudah berhenti. Ada 1 mobil Lantas Polrestabes beserta sejumlah massa," kata Hadi.
"Mobil sudah dikerumuni dan massa mulai melakukan upaya pengrusakan terhadap mobil. Petugas berusaha menenangkan massa untuk tidak main hakim sendiri," ujar Hadi.
ADVERTISEMENT
Lalu, polisi melihat ada 2 orang yang memprovokasi. "Polisi menegur tegas keduanya," ujar Hadi.
Setelah masa mulai tenang, polisi menanyakan duduk perkara kepada para pihak yang bertikai.
"Diketahui bahwa para pengendara motor telah terlibat perkelahian 3 hari lalu," kata Hadi.
Hadi melanjutkan, "Kedua belah pihak masih bersikeras di jalan saling mengancam. Polisi mengarahkan keduanya membuat laporan di Polrestabes, menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Kemudian, para pihak yang berseteru itu pun diantarkan ke Polrestabes Medan: Pemotor membuat laporan penganiayaan yang terjadi 3 hari lalu; pengendara mobil membuat laporan pengrusakan karena merasa tidak tahu soal penganiayaan tersebut.
"Polisi yang bertugas di kantor Bawaslu itu tidak mengenal dan tidak ada hubungan apa pun dengan kedua belah pihak. Polisi datang untuk merespons laporan masyarakat," kata Hadi.