Viral Twitter King Faisal Salah Unggah Foto Mohammad Natsir dengan Sultan HB IX

1 Maret 2020 19:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penghargaan King Faisal Prize salah foto. Foto: Twitter/@KingFaisalPrize
zoom-in-whitePerbesar
Penghargaan King Faisal Prize salah foto. Foto: Twitter/@KingFaisalPrize
ADVERTISEMENT
Akun Twitter King Faisal Prize (KFP) salah unggah foto Mohammad Natsir pada Minggu (1/3). Dalam foto tersebut yang diunggah merupakan foto Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Setelah viral dikomentari warganet, unggahan tersebut langsung dihapus.
ADVERTISEMENT
Dalam akun tersebut tertulis:
Cuitan tersebut disertai unggahan foto Sri Sultan Hamengkubuwono IX, bukan Mohammad Natsir. Sejumlah netizen mengomentari dengan nada protes.
Postingan twitter King Faisal Prize. Foto: Twitter/@kingfaizalprize
Dalam laman KFP, Mohammad Natsir tercatat mendapatkan penghargaan dari organisasi tersebut pada 1980. Ia menerima penghargaan untuk kategori 'Pelayanan terhadap Islam' berkat perannya di kalangan internasional dan melawan arus penjajahan di Indonesia.
Mohammad Natsir. Foto: Dok. Keluarga
Mohammad Natsir lahir di Alahan Banjang, Sumatra Barat pada tahun 1908. Pada 1945, ia bergabung dengan upaya anti-kolonial. Ia menjadi anggota parlemen Indonesia, mendirikan Masyumi pada 1946, dan menjadi Menteri Informasi selama empat tahun.
Penghargaan King Faisal Prize salah foto. Foto: Twitter/@KingFaisalPrize
Pada tahun 1950, Natsir menjadi Perdana Menteri Indonesia hanya untuk satu tahun. Sebab, ia berbeda haluan dengan Sukarno. Menjelang akhir 1950-an Sukarno telah melarang Masyumi, dan pada 1961 ia memenjarakan Natsir dan para pemimpin gerakan lainnya.
ADVERTISEMENT
Pada 1967, ia terpilih sebagai wakil presiden Konferensi Islam Internasional yang diadakan di Pakistan. Lalu, ia meninggal pada 1993.
Penghargaan King Faisal Prize salah mencantumkan nama. Foto: Twitter/@KingFaisalPrize
KFP merupakan salah satu penghargaan penting di Arab Saudi yang dikelola oleh King Faisal Foundation (KFF). KFF didirikan pada 1976 oleh anak-anak Raja Faisal untuk mengenang ayahnya. Terdapat tiga kategori dalam KFP, yakni, Pelayanan untuk Islam, Studi tentang Islam, dan Bahasa Arab.
Hingga 2020, tercatat, KFP telah dianugerahkan kepada 270 tokoh dari 43 negara.