Viral Video Pak Ribut, Bagaimana Sebenarnya Sejarah Kisah Kaum Sodom?

26 Maret 2022 14:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pak Ribut, guru di Lumajang yang ajarkan seks dan kaum sodom ke siswa SD. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pak Ribut, guru di Lumajang yang ajarkan seks dan kaum sodom ke siswa SD. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sebuah video interaksi murid dan guru di Lumajang menjadi perbincangan hangat dan viral di media sosial. Potongan video itu memperlihatkan guru bernama Ribut tengah membahas kaum Sodom dengan para muridnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang Agus Salim mengatakan, video yang beredar di media sosial hanya sebagian dari keseluruhan video. Ia menilai apa yang dilakukan Pak Ribut sudah benar, yakni mengajarkan materi pembelajaran agama Islam tentang Nabi Luth.
“Jadi itu lagi ulangan, lagi membahas soalnya, bagus itu. Itu masing-masing agama, agama Islam. Jadi itu (yang dilakukan Ribut) benar,” ungkap Agus saat dihubungi kumparan, Jumat (25/3).
Lantas, bagaimana sebenarnya kisah kaum Sodom yang dimaksud dalam video viral itu?
Ilustrasi kota Tall el-Hammam di Yordania. Foto: NASA/CC BY-ND
Kaum Sodom dikenal sebagai orang-orang yang dulunya menghuni kota Tall el-Hammam di wilayah Yordania, dekat Laut Mati. Kota yang dikenal dengan Kota Sodom itu lalu mengalami kehancuran, namun penyebabnya kerap jadi pertanyaan ilmuwan.
Dalam perspektif Islam dan Kristen, kota ini diyakini hancur akibat batu api yang jatuh dari langit. Dikisahkan dalam Al-Quran Surat Al-Araf (7) ayat 80 dan Surat Al-Ankabut (29) ayat 28 bahwa penghuni Penduduk Kota Sodom merupakan kaum pertama di dunia yang melakukan perbuatan menyukai sesama jenis.
ADVERTISEMENT
Para peneliti meyakini bahwa kehancuran Tall el-Hammam merupakan penghancuran kota tertua kedua dari pemukiman manusia oleh peristiwa dampak kosmis, setelah desa Abu Hureyra di Suriah sekitar 12.800 tahun yang lalu.
Dalam studi yang diterbitkan di Nature pada September 2021, para peneliti meneliti sisa-sisa Tall el-Hammam untuk mencari tahu apa yang menghancurkan kota kuno sekitar 3.600 tahun yang lalu. Penelitian tersebut memakan waktu hampir 15 tahun dan melibatkan ratusan orang serta ilmuwan.
Dikutip dari Science Alert, mulanya peneliti menduga kehancuran Tall el-Hammam disebabkan oleh bencana seperti ledakan gunung berapi, petir, gempa bumi, kebakaran, atau peperangan. Namun, semuanya tak cocok dengan temuan di lapangan.
Investigasi mengungkap bahwa terdapat bukti peristiwa destruktif yang melibatkan suhu tinggi, seperti potongan tembikar dan logam yang meleleh. Bangunan kota yang terbuat dari batu bata lumpur pun hancur berkeping-keping.
ADVERTISEMENT
Peneliti lantas menggunakan Online Impact Calculator untuk memperkirakan banyak detail dari peristiwa dampak kosmis dan ledakan nuklir.
Hasilnya pun mengejutkan. Kota Tall el-Hammam dinyatakan hancur oleh ledakan asteroid kecil. Ledakan itu sekitar seribu kali lebih kuat dari bom atom Hiroshima.
Ilustrasi bom atom Hiroshima. Foto: Photo12/Universal Images Group via Getty Images
Penduduk kota Tall el-Hammam diyakini langsung terkejut. Suhu udara dengan cepat naik di atas 2.000 derajat Celcius. Pakaian, pedang, tembikar, dan alat lain pun terbakar dengan cepat.
Beberapa saat kemudian, kumpulan batu asteroid kecil menghantam kota, bergerak lebih cepat daripada tornado. Angin kencang lalu meluluhlantakkan bangunan seisi kota.
Dari hasil penelitian ini, ada kemungkinan bahwa deskripsi tentang kehancuran kota Tall el-Hammam diyakini telah diceritakan oleh saksi mata dari generasi ke generasi hingga tercatat sebagai kisah kota Sodom.
ADVERTISEMENT