Viral Video Warga Geruduk RSUD Mataram dan Jemput Paksa Jenazah Positif Corona

7 Juli 2020 10:40 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga pasien jemput paksa jenazah positif corona di Mataram. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga pasien jemput paksa jenazah positif corona di Mataram. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sejumlah anggota keluarga menjemput paksa jenazah seorang pasien positif corona di Kota Mataram pada Senin (6/7) malam. Bahkan, pihak keluarga menolak pasien berjenis kelamin perempuan itu dimakamkan dengan prosedur COVID-19. Jenazah itu atas nama M (55) asal Mekar Gunung Sari.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang beredar, sejumlah warga berbondong-bondong memasuki ruangan rumah sakit. Beberapa orang terlihat tak menggunakan masker. Bahkan, mereka juga terlihat tak menjaga jarak.
Juru Bicara Penanganan COVID-19 Kota Mataram I, Nyoman Suandiasa, mengatakan, pihak keluarga memasuki RSUD Kota Mataram, pada Senin (6/7) pukul 20.30 WITA. Keluarga memaksa beberapa pihak untuk mengambil paksa jenazah M untuk dimakamkan tanpa protokol COVID-19.
Sebelumnya, pihak rumah sakit dan keluarga telah bernegosiasi soal pemakaman pasien dengan standar corona pada Senin (6/7) sekitar pukul 17.20 WITA. Pihak keluarga juga mencoba meminta camat dan kepolisian untuk mendampingi penjemputan pasien itu.
Akan tetapi, upaya tersebut tak membuahkan hasil. Keluarga tetap bersikeras menolak protap pemakaman. Hingga akhirnya, sekitar pukul 19.30 WITA, pihak keluarga mendatangkan massa dalam jumlah banyak memaksa masuk ke RSUD Kota Mataram.
ADVERTISEMENT
"Pada pukul 20.30 WITA penandatanganan surat penolakan selesai. Setelah menunggu datangnya kendaraan dari keluarga. Taksi datang menjemput jenazah," tambah Nyoman.

Camat Gunung Sari, Mataram, Dipaksa

Sementara itu, Camat Gunung Sari, M Muddasir mengatakan, pihak keluarga M memaksanya menandatangi surat penolakan pemakaman pasien dengan protokol COVID-19.
Surat pernyataan penolakan pasien positif corona dimakamkan secara protap COVID-19 di Mataram. Foto: Dok. Istimewa
"Iya, pihak keluarga memaksa saya dan Kades untuk menolak pemakaman pasien. Saya dibawa ke RSUD Kota Mataram untuk melakukan negosiasi dengan pihak RSUD Kota," imbuhnya.
Sebelumnya, Nyoman menyebutkan kondisi pasien sudah memburuk sejak masuk di IGD RSUD Kota Mataram. M sempat mengalami penurunan kesadaran dan desaturasi yang sudah dalam kondisi parah.
"Sebelumnya pasien sudah (dites) swab pertama tanggal 4 Juli dan hasilnya positif. Dan pada pukul 16.50 WITA Senin (6/7) pasien dinyatakan meninggal dunia," pungkas Nyoman, Selasa (7/7).
ADVERTISEMENT