Viral Wakil Ketua FPI Aceh Cekcok dengan Dandim, Ini Faktanya

2 Januari 2021 20:06 WIB
Suasana Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh pada 7 April 2012. Foto: AFP PHOTO / Adek Berry
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh pada 7 April 2012. Foto: AFP PHOTO / Adek Berry
ADVERTISEMENT
Sebuah video yang memperlihatkan Dandim 0101/BS Kolonel Abdul Razak Rangkuti dengan Wakil Ketua FPI Aceh Abi Wahidin (Tgk Wahid) cekcok viral di sosial media. Dalam video itu menampilkan keduanya tengah beradu argumen menyangkut dengan protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Insiden itu terjadi pada Kamis (31/12) lalu di masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Diketahui pada saat itu sedang diadakannya doa dan zikir bersama bertemakan "Doa Bersama dari Serambi Makkah untuk Indonesia". Gelaran doa ini diinisiasi oleh sejumlah tokoh agama yang ada di Aceh menyambut tahun baru 2021. Acara itu juga dihadiri oleh Tgk Wahid.
Setiap pengunjung dan jemaah yang memasuki pekarangan masjid, harus lebih dulu mengikuti rapid test yang digelar oleh petugas gabungan TNI-Polri. Petugas rapid test ditempatkan di tiga pintu utama masuk pekarangan masjid.
Dalam video singkat yang beredar itu, Dandim 0101/BS Kolonel Abdul Razak Rangkuti, menegur para jemaah yang tidak mematuhi protokol kesehatan termasuk Wakil Ketua FPI Aceh Abi Wahidin. Keduanya saling adu argumen, bukan aksi pembubaran massa zikir seperti berita viral di sosial media.
ADVERTISEMENT
Komandan Unit Dandim 0101/BS, Kapten Sumastono, menjelaskan, saat itu massa tidak mengikuti protokol kesehatan di Masjid Raya Baiturrahman yang setiap harinya diawasi oleh petugas. Sejak tiga bulan yang lalu, sejumlah personel TNI selalu mengawasi protokol kesehatan di lingkungan masjid sesuai arahan pimpinan.
Ketika insiden adu mulut tersebut, kata Sumastono, Dandim menegur dan meminta massa untuk mematuhi protokol kesehatan, termasuk mengikuti rapid test sebelum masuk ke pekarangan masjid.
“Jadi mereka pada saat kegiatan tidak mau mengikuti prokes yang ada di Masjid Raya Baiturrahman yang setiap hari kita lakukan. Sehingga saat ditegur oleh Dandim terjadi saling adu argumen,” kata Sumastono saat dikonfirmasi kumparan, Sabtu (2/1).
Menurut Sumastono, adu mulut antara keduanya sempat membuat Dandim sedikit tersinggung lantaran mendoakan presiden, pemerintah, termasuk TNI-Polri dengan kata-kata tidak baik.
ADVERTISEMENT
Dandim awalnya hanya menegur menyangkut dengan Prokes, tetapi yang bersangkutan (Tgk Wahid) tidak mau mendengarnya. Bahkan melontarkan kata-kata dengan narasi tidak baik lantaran sedang emosi.
“Dari situ Dandim agak tersinggung. Dia menanyakan kenapa Tgk sampai berdoa seperti itu (berdoa jelek),” ungkapnya.
Terkait video viral yang beredar di sosial media, Sumastono memastikan tidak ada aksi pembubaran massa zikir di masjid Raya Baiturrahman ketika itu. Hanya saja, Dandim menegur massa yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
“Tidak benar soal isu adanya pembubaran. Nggak benar itu, beritanya banyak diplesetkan orang. Kita juga merasakan dirugikan, Ini bukan pembubaran tetapi Dandim hanya bermaksud menegur massa yang tidak mematuhi protokol kesehatan,” ujar dia.