Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Viral Warga di Bali Dipukuli Anggota TNI, Ini Penjelasan Dandim Buleleng
23 Agustus 2021 22:25 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dandim 1609 sekaligus Wakil Ketua Satgas COVID-19 Kabupaten Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto mengatakan, insiden pemukulan tersebut terjadi pada Senin (23/8) tadi.
Saat itu, Satgas COVID-19 Kabupaten Buleleng melakukan kegiatan testing dan tracking di wantilan Pura Bale Agung, Desa Sidetapa. Sebab, ada 27 warga di desa tersebut dinyatakan positif dan 2 orang dinyatakan meninggal terpapar COVID-19.
"Bahkan kita mendapat laporan kalau sebagian dari warga desa sudah banyak yang kehilangan indra penciuman sehingga kita (Satgas COVID-19) sepakat melakukan testing dan tracing," kata dia saat dihubungi.
Tiba-tiba, dua pemuda berusia 18-20 tahun melintas di lokasi testing dan tracing dengan menggunakan sepeda motor tanpa masker. Petugas berusaha menghentikan keduanya untuk mengikuti rapid test antigen acak. Para pemuda tersebut menolak dan tancap gas.
ADVERTISEMENT
"Itu diarahkan oleh petugas gabungan dari TNI dan Polri, BPBD dan Saat Satpol PP disuruh untuk itu (rapid test antigen), cuma anak ini tidak mau, kemudian dia melarikan diri dengan terlebih dahulu menabrak petugas kami dan langsung kabur ke bawah dengan cara seporadis," kata dia saat dihubungi, Senin (23/8).
Tak lama berselang peristiwa tersebut, kedua pemuda tersebut kembali datang ke area testing dan tracking. Mereka meminta penjelasan atas penghentian kendaraan mereka.
"Sehingga anggota mendekati dan menarik yang bersangkutan untuk bisa di antigen, anak ini atau mahasiswa, dia meronta-ronta melawan dan berkata yang kurang baiklah. Sehingga kami dudukan dia," kata Windra.
Bapak kedua pemuda tersebut ternyata datang ke wantilan. Mereka meminta petugas melepaskan para pemuda tersebut. Petugas berjanji akan melepaskan pemuda tersebut apabila telah menjalani rapid antigen.
ADVERTISEMENT
"Kemudian saya dekati, karena saya jauh dari sana sekitar jarak 200 meter, saya dekati saya tarik bapaknya untuk bersama-sama di sana, tenang dulu, kemudian kita antigen dulu tapi bapaknya tetap menarik anaknya untuk pulang," kata Windra.
Selanjutnya, seorang bapak dari pemuda tersebut memukul kepala Windra dari belakang. Windra tidak mengetahui siapa di antara bapak tersebut yang menjadi pelaku.
"Saat kejadian itu terjadi tiba-tiba saya Dandim Buleleng dipukul kepala saya dari belakang, sama orang salah satu dua orang itu yang lagi viral yang wajahnya dipukuli sama anggota," kata dia.
Sejumlah anggota TNI yang sedang bertugas sontak memukul kedua bapak tersebut. Menurut Windra, anggota TNI tersebut spontan memukul orang tua pemuda tersebut untuk melindungi atasan.
ADVERTISEMENT
"Kepala saya dipukul dari belakang kemudian saya bingung siapa yang mukul saya, nah saat itulah anggota saya yang berada di kanan- kiri saya langsung spontan, karena dia tahu dipukul lah orang itu. Begitulah ceritanya," kata Windra.
"Bayangkan, Dandim yang sedang melaksanakan tugasnya dan melaksanakan perintah Presiden, testing dan tracing dipukul dari belakang," sambung dia.
Windra mengatakan, ia sudah sempat melakukan mediasi dengan kedua pemuda dan orangtuanya. Mediasi belum menghasilkan kesepakatan damai. Orang tua pemuda ingin memproses kasus ini ke hukum. Sementara itu, orang tua dan pemuda tersebut telah kembali ke rumahnya.
"Kalau memang mereka mau minta maaf atau tidak melanjutkan permasalahan ini saya anggap okelah risiko tugas, risiko saya melaksanakan tugas tanggung jawab saya sebagai Dandim Buleleng tapi kalau mereka mau memprosesnya lebih lanjut saya juga mau mengajukan tuntutan secara hukum," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah laporkan kejadian ini kepada atasan saya, saya siap menunggu arahan selanjutnya, saya bahkan sudah melakukan visum untuk membuktikan kalau saya memang dipukul," tandas Windra.