Visi Nadiem Terapkan Pendidikan Jarak Jauh Secara Permanen atau Hybrid

3 Juli 2020 11:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
zoom-in-whitePerbesar
Siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
ADVERTISEMENT
Mendikbud Nadiem Makarim menilai pandemi corona ternyata mampu mengubah dengan cepat sistem pendidikan menjadi jarak jauh, yang sebelumnya mungkin tak terpikir harus beradaptasi dengan teknologi.
ADVERTISEMENT
Dalam rapat dengan Komisi X DPR, Nadiem lalu menyampaikan visinya ingin pembelajaran jarak jauh ini menjadi permanen, atau hybrid.
"Kondisi belajar setelah pandemi ini ada beberapa perubahan struktural yang akan berdampak pada peta jalan pendidikan kita dan sistem pendidikan kita. Pertama pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model," ucap Nadiem dalam rapat di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/7).
Hybrid jamak dikenal sebagai penerapan dua model, dalam hal ini belajar tatap muka dan jarak jauh.
Mendikbud Nadiem Makarim saat melakukan rapat kerja dengan Komisi X DPR RI. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Menurut eks CEO Gojek itu, adaptasi dengan teknologi yang sekarang dilakukan guru dan siswa di masa pandemi, tidak akan terjadi lagi. Karena itu, perlu dijadikan peluang untuk penerapan teknologi dan aplikasi dalam pembelajaran.
ADVERTISEMENT
"Walau sekarang kita semua kesulitan beradaptasi dalam pembelajaran jarak jauh, tapi belum pernah dalam sejarah Indonesia kita melihat jumlah guru dan kepala sekolah yang bereksperimen, dan orang tua juga bereksperimen beradaptasi dengan teknologi. Jadi ini merupakan sebuah tantangan dan ke depan akan menjadi suatu kesempatan untuk kita," bebernya.
Nadiem membandingkan dengan dunia pekerjaan yang saat ini menuntut pekerja untuk bekerja dari rumah, dan lebih efisien. Sehingga dunia pendidikan pun perlu disiapkan dengan pembelajaran jarak jauh.
"Kemampuan untuk berkolaborasi secara digital, literasi digital, itu menjadi sangat penting karena dunia kerja kita akan sangat berubah," ujarnya.
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
Peningkatan Kapasitas
Sekjen Kemendagri, Ainun Na'im, menjelaskan pembelajaran jarak jauh permanen yang disebut Nadiem, bukan berarti akan diterapkan Kemendikbud dalam waktu dekat. Wacana itu untuk mendorong peningkatan kualitas pembelajaran jarak jauh.
ADVERTISEMENT
"Jadi dengan adanya pandemi ini menstimulus atau meningkatkan adaptasi dengan teknologi, tidak berarti semuanya akan permanen," ucap Ainun Na'im kepada kumparan, Jumat (3/7)
Menurutnya, pendidikan jarak jauh sudah ada dengan adanya platform seperti ruangguru. Sementara di perguruan tinggi, seperti diterapkan di Universitas Terbuka (UT).
"Permanen dalam arti yang bisa diambil secara online. UT banyak beberapa perguruan tinggi sudah develope online course," ujarnya.
Soal kebijakan sekolah di masa pandemi, Kemendikbud sudah menerbitkan kebijakan boleh tatap muka hanya untuk daerah yang berstatus zona hijau corona, dengan protokol yang ketat. Hijau adalah zona tidak ada kasus corona.
"Sekolah dalam menghadapi adaptasi kebiasaan baru yang bisa buka lebih dulu yang zona hijau, itu pun dengan berbagai persyaratan, termasuk orang tuanya tidak keberatan anaknya bersekolah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
--------------------------
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)