Wabah Demam Berdarah Bunuh 300 Orang di Sri Lanka

25 Juli 2017 5:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Nyamuk (Foto: FotoshopTofs/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Nyamuk (Foto: FotoshopTofs/Pixabay)
ADVERTISEMENT
Wabah virus demam berdarah telah membunuh lebih dari 300 orang di Sri Lanka di sepanjang tahun 2017. Menurut Kementerian Kesehatan Sri Lanka, sejumlah rumah sakit sampai kewalahan menghadapi wabah tersebut.
ADVERTISEMENT
Wabah terjadi karena rentetan hujan deras dan banjir, yang menyebabkan banyak muncul genangan-genangan air dan tumpukan-tumpakan sampah basah. Hal tersebut menjadi sarang yang ideal bagi nyamuk pembawa virus untuk berkembang biak.
Sebuah LSM internasional yang bergerak di bidang kemanusiaan, IFRC (International Federation of Red Cross and Red Crescent), telah bergerak mengumpulkan bantuan darurat bagi Palang Merah Sri Lanka untuk menghadapi wabah tersebut.
"Ratusan pasien demam berdarah mengalir ke rumah sakit-rumah sakit yang sudah terisi lebih dari kapasitas. Terutama Sri Lanka bagian barat yang dihantam paling keras karena wabah ini," ucap IFRC dalam keterangannya, seperti dilansir Reuters, Senin (24/7).
Wabah demam berdarah di Sri Lanka (Foto: Eranga Jayawardena/Associated Press)
zoom-in-whitePerbesar
Wabah demam berdarah di Sri Lanka (Foto: Eranga Jayawardena/Associated Press)
Menurut World Health Organization (WHO), demam berdarah adalah salah satu penyakit yang paling cepat menyebar dan endemik di lebih dari 100 negara. Setiap tahun, lebih dari 390 juta orang terinfeksi penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Sri Lanka sendiri kepayahan untuk mengontrol laju wabah tersebut. Hal ini bisa fatal, mengingat penyakit yang memiliki gejala seperti flu tersebut dapat berkembang menjadi demam yang mematikan apabila terlambat terdeteksi.
Kementerian Kesehatan Sri Lanka menyebut bahwa infeksi virus di negaranya telah menjangkit 100.000 orang sejak awal tahun 2017, dengan korban tewas mencapai 296 orang.
"Hujan yang terus-menerus dan sanitasi yang kurang baik membuat penyebaran penyakit ini begitu cepat, dan akan terus begitu sampai waktu yang belum diketahui," ucap Novil Wijesekara, Kepala Bidang Kesehatan IFRC.
"Demam berdarah selalu menjadi wabah di negara ini. Meski begitu, cuaca buruk dan kesadaran masyarakat yang rendah membuat perlawanan terhadap penyakit ini begitu lambat," kata Wijesekara lagi. Selain dari IFRC, Australia juga disebut-sebut akan memberikan bantuan kepada Sri Lanka untuk menghadapi wabah tersebut.
ADVERTISEMENT