Wabah PMK di Jatim Meningkat di Akhir Tahun, 800 Hewan Ternak Tertular

2 Januari 2025 19:50 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi peternakan sapi di Jawa Timur. Foto: Umarul Faruq/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peternakan sapi di Jawa Timur. Foto: Umarul Faruq/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Dinas Peternakan Jawa Timur menerima laporan 800 kasus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang menyerang hewan ternak di Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Tren kenaikan kasus PMK di Jawa Timur ini melonjak drastis mulai pertengahan hingga akhir Desember 2024.
"Jadi ada kasus per hari pertama ada 21 naik menjadi 64 naik lagi, naik lagi, sampai tadi malam ada hampir 800 kasus dari seluruh Jawa Timur dari laporan iSIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional)," kata Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Indyah Aryani saat dikonfirmasi, Kamis (2/1).
Indyah menyampaikan, kenaikan kasus PMK ini hampir merata di seluruh daerah di Jawa Timur. Ia menyebut Tuban menjadi wilayah yang paling banyak adanya kasus PMK.
Namun, Indyah tak merinci detail hewan apa saja yang terjangkit dan kematiannya.
"Kalau paling parah hampir merata, datanya ya naik turun. Kemarin banyak di Jember, Jember sudah mulai turun hari ini ganti sekarang yang banyak di Tuban, Tuban nanti naik ganti. Sekarang yang terbanyak ada di Tuban, Lumajang, Ngawi, Bojonegoro. Yang urutan terbanyak. Tuban kemarin ada sakit kurang lebih 300-an, Lumajang 123," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Indyah mengungkapkan, pancaroba pada bulan Desember 2024 yang menjadi salah satu faktor kasus PMK di Jawa Timur meningkat signifikan.
"Awal bulan (Desember) itu sudah tampak tanda-tanda kenaikan kasus karena satu disebabkan pancaroba, kemudian memang kita harus masif melakukan vaksinasi lanjutan harus diulang 6 bulan sekali, kita sudah melakukan itu," ungkapnya.
"Nah, di Desember ini intensitas hujannya tinggi kemudian pancaroba itu juga berpengaruh pada kondisi ternak, sehingga ini berpengaruh pada kasus. Memang di akhir bukan Desember itu tren naik pada pertengahan Desember sampai akhir Desember trennya naik," lanjutnya.
Ia mengaku bahwa telah melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Pertanian, Pemprov dan jajarannya terkait penanganan PMK ini.
Hewan-hewan ternak ini, kata dia, membutuhkan vaksinasi setiap enam bulan sekali.
ADVERTISEMENT
"Jawa Timur ini populasinya cukup besar, kita yang rentan ada sapi, kambing, domba, kemudian kerbau termasuk babi, kita total yang harus divaksin sebanyak 10,4 juta. Ini merupakan populasi terbesar di Indonesia sehingga memang Jatim harus kerja keras untuk mempertahankan Jatim sebagi gudangnya ternak," terangnya.
"Kita sudah lakukan dropping untuk obat-obatan penanganan pada ternak yang sudah sakit, yang sudah terdapat gejala klinisnya, kemudian pada ternak yang sehat kita lakukan vaksinasi," tambah dia.
Selain itu, Dinas Peternakan Jawa Timur juga melakukan sosialisasi terhadap para peternak untuk menjaga kondisi hewannya. Kemudian, juga melakukan pengawasan perniagaan hewan antar daerah.
"Untuk ternak hidup ya sehingga saat ini yang jelas kita melakukan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) kepada peternak kita yang harus dilakukan pertama adalah melaksanakan bio security jadi disinfektan harus dilaksanakan di kandang-kandang dan orang luar tidak boleh asal masuk ke kandang-kandang," katanya.
ADVERTISEMENT
"Kemudian di pasar hewan lalu lintas ternak kita muter. Ada di Jawa Tengah-Jawa Timur. Untuk ternak yang sakit, tidak kita lalulintaskan. Yang dilalulintaskan adalah ternak yang sudah dilakukan vaksinasi 1 dan 2. Biar mengurangi penularan," ucapnya.