Wadah Air Kuno Ditemukan di Situs Keputren, Bantul, Diduga dari Zaman Majapahit

6 September 2023 18:40 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Ekskavasi Situs Keputren Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret temukan wadah air kuno diduga dari era Majapahit.  Foto: Pemda DIY
zoom-in-whitePerbesar
Tim Ekskavasi Situs Keputren Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret temukan wadah air kuno diduga dari era Majapahit. Foto: Pemda DIY
ADVERTISEMENT
Artefak fragmen gerabah diduga wadah air terbuka ditemukan oleh Tim Ekskavasi Situs Keputren Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret. Wadah air kuno itu memiliki motif hias dan ciri khas era Kerajaan Majapahit.
ADVERTISEMENT
Ekskavasi di Situs Keputren di Pleret, Kabupaten Bantul ini dilakukan Dinas Kebudayaan DIY atau Kundha Kebudayaan DIY sejak 10 Agustus lalu. Lokasi ekskavasi ini diketahui berada di lahan milik warga.
"Ekskavasi yang dilakukan di Situs Keputren ini merupakan rangkaian akhir dari penelitian yang dilakukan Disbud DIY pada 2023. Penelitian sebelumnya telah dilaksanakan Situs Kedaton dan Situs Kerto," kata Peneliti Pusat Riset Arkeologi, Prasejarah dan Sejarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hery Priswanto dalam keterangannya, Rabu (6/9).
Tim Ekskavasi Situs Keputren Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret temukan wadah air kuno diduga dari era Majapahit. Foto: Pemda DIY
Ukiran yang ada di wadah air kuno tersebut seperti peninggalan Majapahit abad 13. Lokasi penemuan berada di kotak area ekskavasi yang diduga merupakan saluran air kuno dari abad 17 atau era Kerajaan Mataram Islam.
ADVERTISEMENT
"Dalam kondisi tidak utuh berbentuk kepingan. Meski telah hancur, karakter motif hias yang bercirikan era Majapahit kuno masih nampak jelas dan menonjol ukirannya," katanya.
Diperkirakan wadah air kuno ini memiliki diameter 50 cm. Kemungkinan biasa digunakan kalangan bangsawan di masa itu. Temuan ini kemudian diserahkan ke Disbud DIY untuk pelestarian dan disimpan di Museum Pleret.
Tim Ekskavasi Situs Keputren Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret temukan wadah air kuno diduga dari era Majapahit. Foto: Pemda DIY
Selain itu, tim ekskavasi juga menemukan sejumlah data arkeologi yang signifikan. Salah satunya arsitektur monumental berupa struktur bata dengan beberapa strukturnya menggunakan batu andesit yang berasal dari batuan candi berornamen.
Temuan seperti ini pernah ada di Situs Kerto.
Hery yang bertindak sebagai Koordinator Lapangan (Korlap) Tim Ekskavasi Situs Keputren menjelaskan ada dua temuan struktur di Situs Keputren. Pertama struktur pondasi dengan lebar 70 cm berbahan bata.
ADVERTISEMENT
Lalu, kedua yaitu struktur yang diduga saluran air dengan orientasi utara-selatan. Di saluran air inilah ditemukan wadah-wadah atau tempat air yang tak utuh. Ada wadah terbuka, ada yang tertutup.
Di wadah air tertutup ditemukan banyak pecahan dari kendi. Sementara di wadah air terbuka ditemukan ukiran yang ditempel.
Tim Ekskavasi Situs Keputren Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret temukan wadah air kuno diduga dari era Majapahit. Foto: Pemda DIY
"Selama saya melakukan penelitian di Pleret sejak 2007 lalu, temuan ini baru sekali berupa wadah air terbuka dengan ornamen yang mirip dengan ornamen yang saya jumpai di Trowulan Mojokerto sehingga ada kemiripan dengan era Kerajaan Majapahit," katanya.
"Artinya keberadaan artefak ini dimiliki bukan orang sembarangan. Keputren sendiri merupakan sebuah pemukiman Pleret yang digunakan para putri raja dan selirnya. Dengan temuan artefak berupa wadah-wadah air kemudian struktur ini bisa menjawab bahwa Keputren ini punya peran dan nilai penting serta bagian dari Keraton Pleret yang pernah ada pada abad 17," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Artefak ini tidak dimiliki sembarang orang bukan tanpa alasan. Menurutnya artefak wadah air yang dimiliki masyarakat umumnya polos tak ada ukiran.
Tim Ekskavasi Situs Keputren Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret temukan wadah air kuno diduga dari era Majapahit. Foto: Pemda DIY
Diketahui area ekskavasi ini masih milik warga dan tim ekskavasi diberikan izin untuk penelitian. Setelah itu, lahan ditutup kembali.
"Harapan kami jika lahan situs ini sudah dibebaskan akan menambah satu klaster lagi yang ada di KCB Kerto-Pleret seperti klaster Masjid Kauman, Klaster Kerto, Klaster Kedaton dan kemungkinan bisa menambah Klaster Keputren. Di Pleret ini juga dijumpai cepuri beteng dalam dan ternyata keberadaan situs Keputren ini berada di sisi utara dari cepuri," katanya..