Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Menurut World Economic Forum sebagian besar kota Jakarta bakal tenggelam pada 2050. Hal ini disebabkan pemanasan global yang berdampak pada permukaan air laut naik yang naik cepat dua kali lipat dari 1,4 milimeter per tahun menjadi 3,6 milimeter per tahun sejak 2006 hingga 2015.
ADVERTISEMENT
Menghadapi fenomena ini, Pemprov DKI pun serius menyiapkan berbagai langkah antisipasi untuk mencegah turunnya muka tanah. Salah satunya mendukung pindahnya pusat pemerintahan Ibu Kota Negara (IKN ) ke Kalimantan Timur.
“Berbagai program sudah di susun yah. Salah satu di antaranya yang dilakukan Pak Jokowi memindahkan Ibu Kota, selain mengurangi kemacetan, pemerataan pendapatan, kemudian (mengatasi) banjir, termasuk tadi mengurangi turunnya muka air tanah dan sebagainya,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria kepada wartawan di Balai Kota, Senin (28/3) malam.
Permukaan tanah di Jakarta menurun 5 hingga 10 cm setiap tahunnya karena penggunaan air tanah yang berlebihan. Jika ini dibarengi dengan kenaikan permukaan air laut, maka ini akan menjadi bencana bagi Jakarta.
“Itu juga PR kita sejak lama yang menjadi tantangan kita bersama untuk dilakukan perbaikan ya, terkait turunnya muka air,” imbuh Riza menyikapi data tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), kecepatannya bahkan meningkat dua kali lipat dari 1,4 milimeter per tahun menjadi 3,6 milimeter per tahun sejak 2006 hingga 2015.
NOAA mengatakan, tren ini akan terus berlanjut seiring dengan berjalannya waktu. Sementara Intergovernmental Panel on Climate Change di PBB memperkirakan permukaan air laut akan naik 40 hingga 63 centimeter pada 2100. Jika permukaan laut naik sampai demikian, maka ini bisa menjadi malapetaka bagi seluruh dunia.