Wagub DKI Respons Komentar Miring Warga, Ini Cara Kerja Sumur Resapan

9 November 2021 12:51 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria meninjau pengerjaan drainase vertikal atau sumur resapan di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Foto: Instagram/@arizapatria
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria meninjau pengerjaan drainase vertikal atau sumur resapan di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Foto: Instagram/@arizapatria
ADVERTISEMENT
Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi banjir di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mulai melakukan cara baru dengan memperbanyak sumur resapan dan drainase vertikal.
ADVERTISEMENT
Sumur resapan tak hanya soal banjir, tapi jadi tempat untuk menampung dan cadangan air. Ini juga sangat penting dalam penyediaan air di musim kemarau.
Pembangunan drainase vertikal merupakan implementasi dari Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sumur Resapan. Lewat aturan itu, setiap pembangunan wajib menyertakan sumur resapan atau sarana pengelolaan air hujan lainnya di bangunan-bangunan yang ada di Provinsi DKI Jakarta.
Penertiban pembangunan drainase vertikal dilakukan sebagai Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Penertiban tersebut dilakukan oleh Gugus Tugas yang terdiri dari gabungan beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Kemudian, pembangunan juga bisa melalui Kolaborasi Sosial Berskala Besar Drainase Vertikal (KSBB DV). Melalui KSBB DV, akan digerakkan pemenuhan kewajiban pemenuhan pembangunan drainase vertikal sesuai Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 20 Tahun 2013 secara mandiri dan secara kolaborasi.
ADVERTISEMENT
Namun, masih ada warga yang tidak mengerti cara kerja sumur resapan ini. Salah satunya yang diunggah oleh Wagub DKI Jakarta Riza Patria. Warga memandang miring ketika pekerja masih proses pembangunan sumur resapan.
Lalu, bagaimana sebenarnya cara kerja sumur resapan dan drainase vertikal?

Cara Kerja Sumur Resapan dan Drainase Vertikal

Dalam video yang diunggah oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta di Instagram, memperlihatkan bagaimana drainase vertikal di trotoar berjalan bekerja untuk mengantisipasi terjadinya banjir.
Ada beberapa bagian dalam cara kerja drainase vertikal yang berada di trotoar, yaitu tali air, bak kontrol, dan sumur resapan buis beton. Diketahui juga, sebelum air masuk ke dalam sumur resapan, sebelumnya akan melewati bak kontrol untuk dilakukan penyaringan kotoran.
ADVERTISEMENT
“Air akan melalui tali-tali air, kemudian akan ke bak kontrol di mana akan dilakukan penyaringan, baru ke dalam sumur resapan,” dikutip dari Instagram @dinas_sda, Selasa (8/11).
Air hujan yang turun akan mengalir melalui tali air. Lancarnya tali air jadi peran pertama, bila tersendat akan menyebabkan genangan di jalan.
Air yang masuk ke tali air tidak langsung mengalir ke saluran kota. Air dibelokkan ke bak kontrol. Ketika air di bak kontrol sudah penuh, air mengalir ke sumur resapan.
Bila air di sumur resapan penuh, barulah air mengalir ke saluran kota. Sumur resapan dibuat dari beton yang dilubangi. Lubang inilah yang akan jadi jalur air menyerap ke tanah dan jadi tabungan air tanah.
ADVERTISEMENT
Cara membuat drainase vertikal ini sebenarnya cukup sederhana. Pertama, buatlah lubang pada tanah. Usahakan menggali tidak sampai keluar air. Perkuat dinding sumur menggunakan bata dengan celah 1 jari.
Buat saluran air masuk dari talang dan keluar menuju parit apabila kelebihan air. Isi bagian bawah drainase vertikal dengan batu koral atau kerikil. Kemudian, tutup bagian atas drainase vertikal dengan pelat beton dan hiasi dengan rumput atau tanaman.
Dibutuhkan kerja sama dalam menjalankan gerakan menabung air hujan. Pemprov DKI Jakarta mengajak warga berkolaborasi untuk membuat drainase vertikal di lingkungan tempat tinggal.

Mengapa dibangun Drainase Vertikal?

Dikutip dari Instagram Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, dikatakan bahwa alasan dibuatnya drainase vertikal ini adalah agar 10% air hujan tertahan di permukaan tanah dan 90% air hujan melimpas ke drainase, sungai, waduk dan lain-lain yang menyebabkan genangan atau banjir.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, alasan berikutnya yaitu karena adanya penurunan tanah serta tingginya penggunaan air tanah membuat harus dibangunnya drainase vertikal untuk mencegah terjadinya banjir seperti pada tahun 2020.
“Tingginya volume penggunaan air tanah dan adanya penurunan permukaan tanah.” dikutip dari Instagram @dinas_sda, Selasa (9/11).
“5 kejadian banjir di Jakarta pada 2020 karena curah hujan ekstrem,” lanjutnya.
Drainase vertikal di Jakarta juga sudah menunjukkan hasil. Salah satunya yang ada di Jalan D.I. Pandjaitan, Jakarta Timur. Seperti diketahui, Jalan D.I. Pandjaitan merupakan lokasi langganan banjir.
"Drainase vertikal sedalam 20 meter di lokasi Jalan D.I. Pandjaitan, Kec. Jatinegara mampu dialiri air sebanyak ± 10 m3 dalam waktu 33 menit dan tidak meluap," ujar Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada Faizal, dalam keterangannya, Rabu (27/10).
ADVERTISEMENT
Pembangunan drainase vertikal memang menyesuaikan lokasi pembangunan. Termasuk soal kedalaman hingga diameter lubang untuk menampung air.
Adapun rencana dan target pembangunan drainase vertikal/ sumur resapan yang dilakukan oleh Dinas SDA pada tahun 2021 terbagi dalam 3 jenis, yaitu:
1. Jenis Modular (jumlah 6 paket dengan nilai kontrak Rp 88.257.532.000 total volume 15.588 m³)
2. Jenis Buis Beton bertulang berlubang, berpori dan HDPE (High Density Polyethylene)
(jumlah 28 paket dengan nilai kontrak Rp 180.723.156.000 total volume 39.176 m³)
3. Optimalisasi sumur resapan eksisting (jumlah 12 paket dengan nilai kontrak Rp 2.152.900.000 total volume 88 m³)
Kemudian, sumur yang sudah dibangun oleh Sudin SDA sejak 2019 sampai dengan Juli 2021 sejumlah 2.424 titik yang terdapat di 849 lokasi, serta tersebar di 5 wilayah kota administrasi dan 1 wilayah kabupaten administrasi dengan total kapasitas 6.747,42 m³.
ADVERTISEMENT

Wagub DKI Targetkan 22 Ribu Sumur Resapan Selesai Akhir Tahun 2021

Selama 5 tahun, Jakarta menargetkan pembangunan 686 ribu sumur resapan dan drainase vertikal di seluruh Jakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Riza Patria mengatakan, saat ini sudah ada 12.000 lebih sumur resapan yang selesai dibangun. Nantinya, total ada 22.000 sumur resapan rampung dibangun tahun ini.
“Sumur resapan alhamdulillah sudah lebih dari 12.000 yang selesai, mudah-mudahan di akhir tahun nanti selesai semua target 22.000,” kata Riza kepada wartawan, Senin (11/10).
Melihat waktu sudah di penghujung tahun, Riza menegaskan permasalahan terkait target pembangunan sumur resapan tersebut sudah diatasi langsung oleh Dinas SDA DKI.
“Insyaallah tadi saya sudah tanya juga, Dinas SDA sudah dibagi habis pelaksanaannya mudah-mudahan bisa diselesaikan,” ungkap Riza.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, percepatan pembuatan sumur resapan di Jakarta terus dilakukan dengan bantuan setiap perusahaan yang telah diberi kesempatan untuk membantu program sumur resapan.
“Makanya dibagi rata itu kan banyak sekali lebih dari 30 kalau tidak salah angkanya apa sampai 40 yang diberi tugas itu perusahaan-perusahaan yang diberi kesempatan,”
“Jadi memang sudah dibagi habis oleh SDA, nanti tanya sama SDA detailnya,” pungkasnya.