Wahyana Wasit Olimpiade dari Gunungkidul Tempuh 70 Km Tiap Hari Untuk Mengajar

4 Agustus 2021 19:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wahyana, guru olahraga di SMP Negeri 4 Patuk Gunungkidul, yang memimpin partai puncak cabor bulu tangkis tunggal putri di Olimpiade Tokyo 2020 Foto: Dok. Wahyana
zoom-in-whitePerbesar
Wahyana, guru olahraga di SMP Negeri 4 Patuk Gunungkidul, yang memimpin partai puncak cabor bulu tangkis tunggal putri di Olimpiade Tokyo 2020 Foto: Dok. Wahyana
ADVERTISEMENT
Kisah seorang guru SMPN 4 Patuk, Gunungkidul, DIY, yang bernama Wahyana (54), sedang jadi sorotan. Musababnya, guru olahraga itu menjadi wasit final cabang olahraga bulu tangkis tunggal putri di Olimpiade Tokyo 2020, Senin (3/8). Wahyana tinggal di Godean, Sleman. Saban hari sebelum pandemi, dia mengajar ke SMPN 4 Patuk, Gunungkidul bolak balik. Jarak antara Sleman dan Gunungkidul di Google Maps sekitar 37,5 kilometer.
ADVERTISEMENT
Belum diketahui dengan kendaraan apa Wahyana bolak-balik dari rumahnya ke sekolah tempatnya mengajar. Yang pasti, dia menghabiskan waktu tempuh sekitar 1 jam hingga 2 jam.
Selama datang ke sekolah, Wahyana tidak pernah terlambat. Bahkan dia salah satu guru yang datang paling awal di sekolah.
Wahyana, guru olahraga di SMP Negeri 4 Patuk Gunungkidul, yang memimpin partai puncak cabor bulu tangkis tunggal putri di Olimpiade Tokyo 2020 Foto: Dok. Wahyana
"Ya beliau menglaju tapi kalau berangkat pagi termasuk datang awal ke sekolah walaupun jauh. Kalau disiplin kerja memang bagus beliau," kata Kepala Sekolah SMP 4 Patuk, Fatkhu Rokhman, saat dihubungi kumparan, Rabu (4/8).
"Perjalanan paling tidak 1-2 jam itu. Apalagi kalau kondisi sudah macet," lanjut Rokhman.
Rekan-rekan sesama guru senang, Wahyana bisa menggapai salah satu cita-citanya menjadi wasit partai final olimpiade. Beberapa hari sebelum memimpin final, Wahyana juga sempat memberitahukan ke Fatkhu Rokhman bahwa memimpin partai final Olimpiade adalah tugas bergengsi.
ADVERTISEMENT
"Menyampaikannya jelang final bahwa intinya tugas memimpin final tugas bergengsi yang hanya diberikan kepada beberapa wasit dengan kategori tertentu dan beliau salah satu yang masuk kriteria," ujarnya.
Wahyana saat berfoto bersama rekan-rekan sesama guru. Foto: Dok. SMP 4 Patuk
Wahyana saat diwawancarai juga mengakui, meski sudah berkali-kali memimpin partai internasional, Olimpiade mempunyai tempat tersendiri di hatinya.
"Kalau sebelumnya memang ketika akan ada penugasan wasit beliau bilang ini salah satu momen meraih ke situ (cita-cita)," katanya.
Para siswa Wahyana sebenarnya sudah tahu akan prestasi gurunya. Namun, dengan momen terakhir ini siswa menjadi semakin tahu torehan karier Wahyana.
"Ya itu (prestasi) bagian dari motivasi atau contoh kepada siswa secara langsung. Walaupun ke anak-anak tentu kita sifatnya masih sebatas edukasi, pembelajaran, sosialisasi " ujar dia..
ADVERTISEMENT