Wajah Lain Tanah Abang: Di Balik Hiruk Pikuk Pusat Belanja

15 April 2025 15:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kawasan Pasar Tanah Abang sekitar Blok CTA dan Blok C pasca viral parkir liar seharga Rp 60 ribu, Selasa (15/4/2025).  Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kawasan Pasar Tanah Abang sekitar Blok CTA dan Blok C pasca viral parkir liar seharga Rp 60 ribu, Selasa (15/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
Syafei (40) duduk santai di kursi hijau depan ruko-ruko pakaian di Pasar Tanah Abang — pusat tekstil terbesar di Asia Tenggara. Matanya tertuju ke petugas Dishub Jakarta Pusat yang tengah berjaga-jaga di jalanan 'kolong' yang sehari-hari biasa dijadikan tempat parkir liar, Selasa (15/4).
ADVERTISEMENT
Pria yang bertugas sebagai sekuriti itu mengaku parkir liar sudah menjadi masalah yang mengakar di Pasar Tanah Abang — pusat bisnis yang selalu hiruk pikuk. Syafie paham betul masalah ini, sebab dia lahir dan besar di atmosfer sibuk Tanah Abang.
Menurut Syafei, keberadaan petugas Dishub itu seperti 'musiman'. Hanya di waktu-waktu tertentu saja. Misalnya hari ini, para petugas langsung berjaga-jaga dan menertibkan lahan parkir liar usai viral kasus perempuan digetok Rp 60 ribu saat parkir di lahan parkir liar.
Hal tersebut diamini oleh saat salah satu petugas Dishub yang sedang berjaga di lokasi.
"Keterbatasan personel sehingga kami tuh tidak [berjaga] hanya pada satu titik. Kami melintas. Nah, kesempatan itu yang diambil. Karena bukan hanya ini yang harus kita kuasai, karena banyak laporan dari warga terkait parkir liar," tutur salah satu petugas Dishub yang tak mau disebut namanya itu.
Petugas Dishub berpatroli cegah parkir liar di kawasan Pasar Tanah Abang sekitar Blok CTA dan Blok C, Selasa (15/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Berdasarkan pantauan kumparan di lokasi, keberadaan Dishub hari ini cukup berhasil untuk mencegah parkir liar di jalan kolong depan CTA dan kolong Blok C Pasar Tanah Abang.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah getok harga itu, masyarakat diimbau menggunakan parkir resmi yang ada di dalam gedung. Salah satunya ada di Blok A, tarif per jamnya sebesar Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk mobil.

Jambret

Selain parkir liar, masalah lain yang 'menghantui' Pasar Tanah Abang adalah kriminalitas jalanan seperti copet dan jambret.
Fatma (20), pedagang kerudung di gang Pasar Binaan Warga Jati Baru, menyebut setiap hari ada saja aksi pencopetan dan jambret di sana. Dia mengatakan itu berdasarkan pengalamannya yang telah berdagang sejak 2017.
"Jambret-jambret doang yang kecil-kecil aja. Kalau dibilang mungkin tiap hari ada, cuma hati-hati kita aja," katanya.
Menurutnya, kejahatan di pasar sudah jadi hal lumrah. Ditambah lagi banyaknya aksi premanisme.
ADVERTISEMENT
"Kalau namanya di pasar, mau di sini mau di mana ada pasti. Di angkot pun ada. Tergantung kitanya, lagi hati-hati atau enggak. Kadang-kadang enggak bisa dipatokin di sini doang," tuturnya.
Suasana kawasan Pasar Tanah Abang sekitar Blok CTA dan Blok C pasca viral parkir liar seharga Rp 60 ribu, Selasa (15/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Keamanan Tanah Abang juga menjadi perhatian khusus bagi pembeli. Seperti yang diungkapkan oleh Ayu (29). Dia kerap bolak-balik ke Tanah Abang untuk membeli kerudung.
Untuk menghindari copet atau jambret, Ayu punya trik khusus, yakni tak pernah memakai tasnya di belakang saat berbelanja.
Saat berangkat dari Stasiun Bogor menggunakan KRL, tasnya sudah diletakkan di depan badannya.
"Was-was selalu. Tapi udah biasa. Kayak selalu naro tas depan jadinya. Barang-barang berharga sering diperiksa aja," tutur Ayu.
Baginya, walau tak sepenuhnya merasa aman, Tanah Abang selalu menjadi pilihan utama karena menyuguhkan produk yang pas di kantong.
ADVERTISEMENT
"Ya murah-murah sih, terjangkau banget," tutupnya.
Petugas Dishub berpatroli cegah parkir liar di kawasan Pasar Tanah Abang sekitar Blok CTA dan Blok C, Selasa (15/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Kasus Pembacokan

Kasus lainnya yang baru-baru terjadi adalah perampasan dan pembacokan yang menimpa korban berinisial ARB di Tanah Abang pada Maret 2025.
Peristiwa itu terjadi di siang bolong dan terekam CCTV. Saat itu, ARB sedang berjalan di Stasiun Tanah Abang. Ia dihentikan oleh AI, yang memaksa untuk menyerahkan barang-barang berharganya. Sementara ARB mempertahankan barangnya, sabetan golok pun melayang.
AI berhasil merampas uang sebesar Rp 100 ribu untuk membayar minuman keras. Saat itu, pelaku sedang dalam kondisi mabuk.
Polisi langsung bergerak cepat dan membekuk AI tak lama setelah kejadian.
Kata Gubernur DKI
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan, pihaknya selalu mendukung aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan tegas.
ADVERTISEMENT
Pramono juga tidak akan pandang bulu untuk menindak pihak mana pun yang melakukan kekerasan dan menciptakan keresahan di masyarakat.
“Pokoknya saya akan memberikan dukungan sepenuhnya bagi aparat penegak hukum untuk melakukan tindakan tegas terhadap tindakan-tindakan seperti itu. Siapa pun yang melakukan. Jelas ya,” tutur Pramono di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, 13 Maret lalu.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung saat bertemu dengan pemain Persija Jakarta di Balai Kota, Jakarta, Kamis (10/4/2025). Foto: Media Persija
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo menyebut pihaknya akan gencar melakukan patroli hingga menciduk pelaku kriminalitas.
"Kami sudah bangun pos singgah patroli di 25 titik di kawasan Jakarta Pusat. Khusus di Tanah Abang 3 lokasi," ujar Susatyo.
Hingga kini, Tanah Abang tetap menjadi magnet belanja bagi banyak orang. Namun di balik gemerlapnya, ada dinamika keamanan yang menuntut kewaspadaan. Ayu, Fatma, dan pelanggan Pasar Tanah Abang lainnya tentunya selalu berharap, belanja hemat tak harus diiringi dengan rasa cemas.
ADVERTISEMENT