Wakil Rektor UGM: Demokrasi Indonesia Semakin Memburuk

12 Maret 2024 18:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Wakil Rektor UGM Aries Sujito. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Rektor UGM Aries Sujito. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Rektor UGM Arie Sujito mengatakan demokrasi di Indonesia saat ini tak makin membaik tapi malah makin memburuk.
ADVERTISEMENT
Hal itu, Arie sampaikan ketika menghadiri gerakan Kampus Menggugat yang berlangsung di Balairung, UGM, Selasa (12/3).
"Tapi kenyataan yang terlihat demokrasi tidak makin membaik, tapi semakin memburuk itu terlihat dari kecenderungan praktik-praktik oligarki, praktik korupsi, dan praktik nepotisme," kata Arie.
Problem etik soal politik dinasti bukan sekadar problem ringan tetapi itu adalah problem yang serius.
"Kita harus menyadari betul bahwa semakin kita permisif atau persoalan-persoalan ini maka problem kita juga makin serius," katanya.
Universitas merupakan bagian yang harus terpanggil menjawab problem itu. Kampus butuh koalisi dan kolaborasi karena perjuangan untuk keadilan dan kemanusiaan demokrasi yang otentik tidak mudah..
"Kami percaya juga krisis yang berlarut-larut ini nggak mungkin akan selesai dengan sendirinya karena kecenderungan yang kita saksikan adalah konspirasi oligarki yang terus dilembagakan," katanya.
ADVERTISEMENT
Konstitusi begitu mudah diselewengkan dan diakali kata Arie. Hal itu tidak mungkin akan bisa diselesaikan dalam cara yang formal.
"Butuh kerja-kerja kolektif tentu saja masyarakat sipil tertantang untuk itu. Perguruan tinggi, kampus, mahasiswa di dalamnya, para dosen, dengan intelektual yang dimiliki tentu tidak mungkin membiarkan begitu saja," jelas dia.
"Saya harap forum ini adalah bagian dari cara kita untuk bertanggung jawab pada republik ini dan saya berharap forum ini adalah bagian menghimpun energi bukan sekadar membuat sumpah serapah kutukan tapi lebih dari itu mengingatkan bahwa reformasi belum selesai," tambah dia.
Dengan moralitas dan integritas inilah, kata Arie, demokrasi harus diselamatkan.
"Nalar kita harus dipakai tidak boleh dibiarkan praktik new otoriterisme, praktik new depolitisasi ini terus berkembang dan meracuni anak-anak dan generasi muda," pungkasnya.
ADVERTISEMENT