Walau Kualitas Udara Masih Sangat Buruk, India Kembali Buka Sekolah

7 November 2022 19:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang bepergian di tengah kondisi kabut asap di New Delhi, Selasa (1/11/2022). Foto: Money Sharma/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang bepergian di tengah kondisi kabut asap di New Delhi, Selasa (1/11/2022). Foto: Money Sharma/AFP
ADVERTISEMENT
Pihak berwenang memutuskan kembali membuka sekolah dasar dan mencabut pembatasan kegiatan konstruksi tertentu meskipun asap kabut (asbut) masih menyelimuti New Delhi, India, pada Senin (7/11).
ADVERTISEMENT
Sekolah dasar akan melanjutkan pembelajaran pada Rabu (9/11). Otoritas masih akan melarang pembongkaran dan konstruksi pribadi.
Tetapi, konstruksi jalan raya dan transmisi listrik dapat kembali berjalan. Keputusan ini dibuat lantaran tingkat polusi membaik.
"Perintah untuk bekerja dari rumah diubah dan kantor berfungsi dengan kapasitas penuh mulai hari ini," jelas Menteri Lingkungan Negara Bagian Delhi, Gopal Rai, dikutip dari Reuters, Senin (7/11).
Pemandangan kuil Akshardham di tengah kondisi berkabut di New Delhi, Selasa (1/11/2022). Foto: Money Sharma/AFP
Padahal, Sistem Prakiraan dan Penelitian Kualitas Udara dan Cuaca (SAFAR) India menyebut kualitas udara (AQI) dapat memburuk akhir pekan ini di New Delhi.
SAFAR mengategorikan AQI berdasarkan konsentrasi polutan menjadi Baik (0-50), Memuaskan (50-100), Sedang (100-200), Buruk (200-300), Sangat Buruk (300-400), dan Parah (400-500).
AQI di New Delhi pun hanya berubah dari kategori 'parah' pada pekan lalu menjadi 'sangat buruk' pada Senin (7/11).
ADVERTISEMENT
Menurut para ahli, seseorang dapat menderita penyakit pernapasan bila terpapar kondisi ini dalam waktu lama.
Gedung-gedung terlihat diselimuti kabut asap di New Delhi, India, Selasa (16/11). Foto: Anushree Fadnavis/REUTERS
Selama beberapa pekan terakhir, penduduk bangun dalam cuaca berkabut dengan langit berwarna abu-abu. Lapisan tebal asbut beracun yang menyelimuti udara ini menyebabkan lonjakan penyakit pernapasan bagi 20 juta orang di New Delhi.
Asbut muncul selama musim dingin lantaran udara dingin menjebak debu, emisi kendaraan, dan asap dari pembakaran tunggul tanaman.
IQAir mencatat, tingkat partikulat PM2.5 sempat menyentuh hampir 40 kali ambang batas harian yang direkomendasikan WHO pada 3 November. PM2.5 adalah partikel udara paling berbahaya.
Partikel tersebut berukuran sangat kecil, yakni lebih kecil dari 2.5 mikron. Sehingga, PM2.5 dapat memasuki aliran darah dan menembus lebih dalam ke paru-paru.
ADVERTISEMENT