Walhi Kecewa Capres Tak Fokus Isu Perubahan Iklim saat Debat Pilpres

Yuyun Harmono, Manager Kampanye Iklim Walhi Eksekutif Nasional, tak begitu puas dengan pemaparan Jokowi dan Prabowo dalam Debat Pilpres kedua. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) tak puas dengan pembahasan soal lingkungan dalam Debat Pilpres 2019 yang digelar Minggu (17/2). Walhi menilai, baik Jokowi maupun Prabowo Subianto tak membahas isu lingkungan dengan menyeluruh, misalnya perubahan iklim.

"Agak nyesek juga (perubahan iklim) tidak disebut, hutan juga tidak disebut," tutur Yuyun Harmono, Manajer Kampanye Keadilan Iklim Eksekutif Nasional Walhi Yuyun Harmono, di Jakarta, Senin (18/2).

Menurut Yuyun, dalam Debat Pilpres, kedua kandidat terkesan masih pro ke industri yang menyumbang emisi. Yuyun juga menyesalkan bahwa keduanya seakan tidak mengkhawatirkan industri kelapa sawit yang memicu dampak perubahan iklim yang lebih berat lagi.

"Oke kalau masih pro sawit dan pro batu bara, padahal dua komoditas ini penyumbang terbesar emisi. Pertama, fungsi lahan berbasis lahan, sawit utamanya dan HTI (Hutan Tanaman Industri) atau kebun kayu. Kedua, sektor energi dari batu bara," jelas Yuyun.

Yuyun menambahkan, jika kedua capres masih bertumpu pada dua industri tersebut, artinya mereka tidak melihat apa yang jadi persoalan dalam isu perubahan iklim. Sehingga, Walhi menyimpulkan kedua kandidat tidak bisa membuat kebijakan ekonomi yang selaras dengan pengendalian iklim.

"Yang agak saya khawatirkan adalah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Siti Nurbaya) sudah meminta Dirjen Perubahan Iklim untuk meninjau NDC (Nationally Determined Contributions) kita, yang seharusnya 2020 dipercepat 2019 untuk menyesuaikan target menekan peningkatan suhu bumi di bawah 1,5 derajat celcius," kata Yuyun.

Debat Pilpres kedua berlangsung di Hotel Sultan, Minggu (17/2) malam. Debat selanjutnya akan digelar pada Minggu (17/3). Debat selanjutnya akan menampilkan dua cawapres, Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno. Tema debat adalah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya.

Download aplikasi kumparan di App Store atau di Play Store untuk dapatkan berita terkini dan terlengkap.