WALHI: Sejak 2018, Akitivis HAM Golfrid Sering Mendapat Ancaman

10 Oktober 2019 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers Walhi terkait kematian aktivis HAM Golfrid Siregar di WALHI, Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2019). Foto: Darin Atiandina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Walhi terkait kematian aktivis HAM Golfrid Siregar di WALHI, Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2019). Foto: Darin Atiandina/kumparan
ADVERTISEMENT
Kematian aktivis HAM sekaligus advokat WALHI Sumatera Utara, Golfrid Siregar, tak hanya meninggalkan duka mendalam, namun juga menimbulkan tanda tanya besar. Ada yang dirasa janggal dari kematian Golfrid.
ADVERTISEMENT
Eksekutif Nasional WALHI, Zenzi Suhadi, menilai kejanggalan itu terlihat dari bekas luka Golfrid yang tidak sesuai dengan pernyataan awal polisi, yakni kecelakaan. Tak hanya itu, Zenzi menganggap polisi memberi pernyataan yang tidak konsisten.
Awalnya polisi menyebut penyebab kematian Golfrid adalah kecelakaan, lalu berubah menjadi perampokan. Olah TKP juga tidak berjalan semestinya, karena dilakukan di lokasi yang berbeda dengan lokasi kecelakaan.
Selain itu, Zenzi mengungkapkan, mitra kerjanya itu juga sering mendapatkan ancaman sejak 2018. Hal ini menambah daftar panjang kecurigaan Zensi bahwa penyebab kematian Golfrid bukanlah kecelakaan.
Jenazah Golfrid saat tiba di RS Bhayangkara. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
“Soal ancaman sebenarnya paling banyak terjadi di 2018, ketika kita memutuskan untuk menggugat izin lingkungan PT NSHE, ancaman ini terjadi kepada Golfrid dan kepada aktivis yang lain yang melakukan proses invetigasi ke lapangan,” tutur Zenzi saat menggelar konferensi pers di WALHI, Jakarta Selatan, Kamis (10/10).
ADVERTISEMENT
Zenzi menjelaskan bentuk ancaman yang ditujukan pada Golfrid dan kawan-kawannya itu beragam.
“Bentuk ancaman ini ada telpon kepada mereka bahasanya halus ‘Hei Masih sayang sama keluarga?’ Udah gitu langsung ditutup dan ketika ditelpon lagi nomornya tidak aktif,” jelas Zenzi.
“Kedua, bentuk ancaman lain setiap kawan-kawan di lapangan itu diketahui ada pihak tertentu dan diikuti dari jauh, kadang mereka di foto, ini betul-betul ancaman yang sudah muncul ke kawan-kawan,” kata Zenzi.
Zenzi menambahkan, kantor WALHI di Sumatera Utara juga sering kedatangan orang-orang tak dikenal. Mereka datang hanya sekadar untuk mengambil foto.
“Ketika ditanya buat apa memfoto, dijawab 'ini permintaan dari salah satu kliennya,” ujar Zenzi.
Aktivis WALHI saat aksi Tolak Reklamasi Jakarta di depan Balai Kota Jakarta, Jumat (5/7). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
“Itu beberapa informasi yang disampaikan kawan-kawan kita di sana termasuk Golfrid sendiri,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Ketua Bidang Advokasi YLBHI, Muhammad Isnur, mengatakan, saat ini, pihaknya bersama dengan WALHI sedang menginvestigasi apakah ancaman ini berkaitan dengan kematian Golfrid.
“Nah, kita mulai investigasi sekarang gali ke keluarganya apakah ada ancaman akhir-akhir ini, apakah berhubungan dengan perkara yang dia tangani, kalau iya yang mana? Nah ini yang kita gali beberapa hari ini,” ujar Isnur.
Golfrid mengembuskan nafas terakhir pada Minggu, 6 Oktober 2019 sekitar pukul 15.20 WIB di RSUP Haji Adam Malik, setelah dirawat sejak Kamis, 3 Oktober 2019.
Adanya luka pukulan benda tumpul di kepala dan sepeda motor Golfrid yang tak mengalami kerusakan semakin menguatkan kejanggalan kematian Golfrid.