Wali Kota di Ekuador Selamat dari Maut Usai Mobilnya Ditembaki 30 Peluru

20 Agustus 2023 10:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Penembakan Foto: Basith Subastian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penembakan Foto: Basith Subastian/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketegangan politik disertai kekerasan bersenjata kembali menerjang Ekuador. Terbaru, Wali Kota La Libertad, Fransisco Tamariz, mengaku menjadi korban percobaan pembunuhan pada Sabtu (19/8).
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini terjadi sehari, menjelang pelaksanaan pemilu di salah satu negara Amerika Selatan yang menjadi sarang mafia pengedar narkoba tersebut.
Dikutip dari AFP, Tamariz — pemimpin kota pesisir yang berjarak sekitar 346 km dari Ibu Kota Quito ini, mengatakan dia berhasil selamat dari maut tanpa cedera dalam serangan pada Jumat (18/8) malam waktu setempat.
Kala itu, menurut Tamariz, sekelompok orang bersenjata melepaskan 30 tembakan ke arah mobil yang ditumpanginya. Serangan tersebut berlangsung di tempat publik dan disaksikan banyak orang.
"Mereka mencoba membunuh saya," tulis Tamariz di platform X, tanpa merinci siapa para penyerangnya.
Tamariz menuturkan, serangan terjadi ketika dia baru saja pulang dari Kota Guayaquil ketika dua orang bersenjata keluar dari mobil polisi dan menembaki mobil ban berlapis bajanya.
ADVERTISEMENT
Penyerang menembaki mobil Tamariz yang ditumpangi bersama istrinya secara membabi-buta. "Hanya dalam hitungan detik, mereka mulai menembaki mobil saya dengan peluru — tanpa peduli siapa yang ada di dalamnya," ujar Tamariz.

Penembakan Tak Pandang Tempat

Di lokasi terpisah, politisi Ekuador lain juga menyaksikan peristiwa kekerasan bersenjata. Seorang calon kandidat presiden dari sayap kanan, Otto Sonnenholzer, pada Sabtu (19/8) mengatakan dia telah melihat insiden penembakan saat sedang sarapan di Kota Guayaquil bersama keluarganya.
"Syukurlah kami semua baik-baik saja, tetapi kami menuntut penyelidikan atas apa yang terjadi," tulis Sonnenholzer dalam platform X.
Mantan wakil presiden Ekuador itu mengaku sedih atas segala rasa takut dan ketidakberdayaan yang terlihat di mata orang-orang yang tidak bersalah saat penembakan terjadi.
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa dugaan bahwa Sonnenholzer telah menjadi target serangan. Namun, dia menjelaskan telah terjadi aksi kejar-kejaran antara polisi dan tersangka kriminal beberapa meter dari lokasi Sonnenholzer saat itu.
Polisi Ekuador memeriksa bengkel setelah pembunuhan yang menewaskan 10 orang di Guayaquil, Ekuador pada Minggu (30/4/2023). Foto: Gerardo Menoscal/AFP
Aksi kejar-kejaran tersebut, sambung Sonnenholzer, berujung pada penangkapan lima tersangka yang membahayakan puluhan orang-orang di sana.
Polisi pun mengkonfirmasi bahwa aksi kejar-kejaran terjadi setelah adanya laporan percobaan perampokan di sebuah toko di Guayaquil.
Rentetan peristiwa mengerikan ini terjadi menjelang pelaksanaan pemilu yang dijadwalkan pada Minggu (20/8). Keberlangsungan kampanye politik diwarnai oleh ketegangan atas kekerasan bersenjata yang kian meningkat di Ekuador selama beberapa tahun terakhir.
Pembunuhan atau percobaan pembunuhan terhadap politisi Ekuador juga acap kali terjadi. Beberapa pekan lalu, seorang calon kandidat presiden anti-korupsi, Fernando Villavicencio, tewas ditembak usai berkampanye di Ibu Kota Quito pada Rabu (9/8).
ADVERTISEMENT
Penembakan tragis Villavicencio terjadi di siang bolong, di tengah kawalan ketat aparat keamanan — yang seolah kekuatannya dikalahkan oleh para pelaku kekerasan bersenjata. Villavicencio dibunuh hanya beberapa hari menjelang pemungutan suara untuk pemilu.