Wali Kota Istanbul Dipenjara, Ribuan Orang di Turki Gelar Aksi Demo

16 Desember 2022 8:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Demonstran memprotes kekerasan berbasis gender pada Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan, di Istanbul, Turki. Foto: Dilara Senkaya/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Demonstran memprotes kekerasan berbasis gender pada Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan, di Istanbul, Turki. Foto: Dilara Senkaya/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ribuan orang di Turki melakukan aksi demo pada Kamis (15/12). Mereka menentang hukuman yang dijatuhkan kepada Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pada Rabu (14/12), Pengadilan Turki menjatuhkan hukuman kepada Imamoglu 2 tahun 7 bulan penjara. Selain itu, ia dilarang mengikuti berbagai kegiatan politik.
Hukuman itu dijatuhkan karena Imamoglu menghina pejabat publik dalam pidatonya setelah dia memenangkan Pemilu Istanbul pada 2019. Imamgolu juga merupakan lawan politik Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Dalam aksi demo itu, musik patriotik meraung, kerumunan massa mengibarkan bendera Turki di depan Gedung Kota Istanbul. Massa turut membawa foto Mustafa Kemal Ataturk yang merupakan pendiri Turki.
"Hak, hukum, keadilan. ... Akan tiba saatnya AKP dimintai pertanggungjawaban," teriak massa dikutip dari Reuters.
Ekrem Imamoglu (tengah), kandidat walikota dari oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP), menyambut para pendukung pada rapat umum di distrik Beylikduzu, di Istanbul. Foto: Reuters
Dalam pidatonya, Imamoglu mengatakan mereka yang membatalkan pemungutan suara pada Pemilu 2019 adalah orang 'bodoh'.
Imamoglu menjelaskan, pernyataannya itu merupakan respons terhadap pernyataan Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, yang sebelumnya menyebut dirinya 'bodoh'.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah takut dan itulah mengapa ada vonis seperti itu. Tidak ada yang bisa menghentikan bangsa ini," kata seorang massa bernama Filiz Kumbasar.
"Kami di sini hari ini untuk melindungi hak-hak kami dan suara jutaan orang dari Istanbul. Kami di sini karena kami ingin tinggal di negara yang memiliki supremasi hukum," kata massa lainnya Aslihan Gulhan.