Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Wali Kota Semarang Mbak Ita dan Suami Tiba di KPK: Mohon Doanya
19 Februari 2025 10:08 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita, dan suaminya, Alwin Basri, akhirnya memenuhi panggilan pemeriksaan KPK. Keduanya bakal diperiksa sebagai tersangka, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (19/2).
ADVERTISEMENT
Dalam pantauan di lokasi, Mbak Ita tiba sekitar pukul 09.25 WIB. Ia datang dengan mengenakan baju berwarna putih dan kerudung dengan warna yang sama. Saat tiba di KPK, Mbak Ita juga terlihat mengenakan masker berwarna putih.
Politikus PDIP itu tak berkomentar banyak mengenai pemeriksaannya tersebut. Termasuk saat ditanya mengenai kesiapannya bila penyidik langsung menahannya usai pemeriksaan.
"Mohon doanya saja ya. Mohon doanya aja," ujar Mbak Ita kepada wartawan di lokasi, Rabu (19/2).
Tak berselang lama, giliran suaminya, Alwin Basri, yang tiba di gedung dwiwarna. Ia tiba sekitar pukul 09.31 WIB dan tampak mengenakan batik biru dibalut jaket berwarna hitam.
Saat ditanyakan apakah dirinya siap ditahan, ia hanya menjawab diplomatis.
"Sesuai hukum," jawabnya singkat kepada wartawan.
ADVERTISEMENT
Adapun saat ini keduanya telah memasuki ruang pemeriksaan.
Juru bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto mengkonfirmasi terkait jadwal pemanggilan keduanya dan bakal diperiksa sebagai tersangka.
Panggilan pemeriksaan ini merupakan yang kelima kalinya bagi Mbak Ita dan suaminya. Keduanya beberapa kali mangkir dari panggilan penyidik sebelumnya.
Bahkan, teranyar, Mbak Ita sempat muncul di publik dan menghadiri kondangan pada Minggu (16/2) kemarin. Padahal, pada Selasa (11/2), Mbak Ita sempat mengaku sakit dan tak bisa memenuhi panggilan pemeriksaan KPK karena harus dirawat di RSUD Wongsonegoro Semarang.
"Informasi terakhir yang saya dapat, yang bersangkutan [Mbak Ita] gagal hadir dan ada penyampaian dari stafnya, ini informasi terakhir, mungkin nanti ada update, bahwa Saudara HGR sedang dirawat di RS Wongso Semarang," tutur Tessa kepada wartawan, Selasa (11/2) lalu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur RSUD Wongsonegoro Kota Semarang, Eko Krisnarto, mengungkapkan bahwa Mbak Ita menjalani rawat inap (opname) sejak Senin (10/2).
"Iya beliau [Mbak Ita] memang sakit, kemarin datang dalam keadaan demam, kemarin banyak kegiatan banjir itu, kemudian demam, agak sesak," ucap Eko saat dikonfirmasi, Selasa (12/2) lalu.
"Jadi, Ibu sudah sejak hari Minggu sakit, malamnya itu diinfus di rumah, terus tidak kuat lalu masuk RSWN Senin pagi kemarin. Ditemani oleh putranya kalau malam," jelas dia.
Berdasarkan catatan kumparan, setidaknya Mbak Ita dan suaminya sudah empat kali mangkir dari panggilan pemeriksaan oleh penyidik. Yakni, pada 10 Desember 2024, 17 Januari 2025, 22 Januari 2025, dan 11 Februari 2025.
KPK memang tengah mengusut kasus dugaan korupsi di lingkungan Pemkot Semarang. Ada tiga perkara korupsi di lingkungan Pemkot Semarang yang sedang diusut KPK, yakni:
ADVERTISEMENT
Dugaan tindak pidana korupsi atas pengadaan barang atau jasa di lingkungan Pemkot Semarang tahun 2023-2024;
Dugaan pemerasan terhadap pegawai negeri terkait insentif pemungutan pajak dan retribusi daerah Kota Semarang; dan
Dugaan penerimaan gratifikasi tahun 2023-2024.
Dalam perkara tersebut, KPK telah menjerat empat orang sebagai tersangka. Pada Jumat (17/1) lalu, lembaga antirasuah telah menahan dua orang tersangka di antaranya yang merupakan pihak swasta.
Dua orang yang ditahan itu yakni Ketua Gapensi Semarang Martono dan Dirut PT Deka Sari Perkasa Rachmat Utama Djangkar.
"Penahanan dilakukan untuk 20 hari ke depan sampai dengan tanggal 5 Februari 2025. Kedua tersangka akan ditahan di Rutan KPK," ujar Tessa dalam keterangannya, Jumat (17/1) lalu.
Tessa melanjutkan, Martono diduga menerima gratifikasi bersama-sama dengan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, dan suaminya, Alwin Basri.
ADVERTISEMENT
"Sedangkan penahanan tersangka RUD terkait dugaan tindak pidana korupsi berupa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada penyelenggara negara terkait pengadaan meja dan kursi fabrikasi Sekolah Dasar di Dinas Pendidikan Kota Semarang," pungkasnya.
Sementara itu, Mbak Ita dan suaminya belum dilakukan penahanan lantaran kerap mangkir dalam pemeriksaan. Adapun KPK juga telah memperpanjang pencegahan ke luar negeri untuk keduanya sejak 10 Januari 2025 dan berlaku selama 6 bulan.
Dalam kasus tersebut, KPK belum membeberkan lebih rinci mengenai konstruksi perkaranya.