Walkot Surabaya Mediasi Warga dan Sekolah Petra: Sengketa Iuran Keamanan Selesai

5 Agustus 2024 20:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Eri Cahyadi saat mediasi bersama 3 Ketua RW Perumahan Tompotika dan pihak Petra kasus kenaikan iuran keamanan, Senin (5/8/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Eri Cahyadi saat mediasi bersama 3 Ketua RW Perumahan Tompotika dan pihak Petra kasus kenaikan iuran keamanan, Senin (5/8/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mendatangi 3 Ketua RW di Perumahan Tompotika serta SMP Kristen Petra 3 dan SMA Kristen Petra 2 Surabaya, Senin (5/8).
ADVERTISEMENT
Ia datang untuk memediasi perseteruan antara warga Perumahan Tompotika dengan dua sekolah tersebut soal iuran keamanan dan kemacetan, yang berujung penutupan akses jalan ke sekolah oleh warga.
Eri awalnya mendatangi 3 Ketua RW Perumahan Tompotika di rumah Ketua RW 4, Lilik Aljufri Hasan. Ia mendengarkan duduk perkara permasalahan tersebut.
Setelah itu, Eri mendatangi SMP Kristen Petra 3 dan SMA Kristen Petra 2 Surabaya juga untuk mendengarkan akar permasalahan ini.
Eri kemudian mengumpulkan kedua belah pihak di rumah Lilik dan dilakukan diskusi secara tertutup.

Tak lagi ada iuran keamanan

Selanjutnya, Eri menyampaikan, kasus ini telah disepakati bahwa pihak warga Perumahan Tompotika tidak lagi menarik iuran keamanan kepada Petra.
"Alhamdulillah dengan pertemuan tadi itu, terbuka semuanya, akhirnya ditarik kesimpulan RW nggak mau ada fitnah, ketika uang masuk ke mereka, dipikir RW minta pungli atau bantuan, tapi sebenarnya dibuat untuk fasum (dan gaji sekuriti) yang ada di Tompotika," ujar Eri kepada wartawan, Senin (5/8).
Wali Kota Eri Cahyadi saat mediasi bersama 3 Ketua RW Perumahan Tompotika dan pihak Petra kasus kenaikan iuran keamanan, Senin (5/8/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
"Alhamdulillah sudah selesai, teman-teman sampaikan tidak ada lagi Surabaya yang seperti itu, salah penafsiran yang katanya RW-nya minta uang. Tapi dengan kesepakatan itu tidak ada lagi yang diberikan ke RW," tambahnya.
ADVERTISEMENT

Petra bantu atur kemacetan

Selain itu, kata Eri, Petra juga sepakat pihaknya akan membantu mengatur kemacetan lalu lintas di lingkungan Perumahan Tompotika saat jam antar dan jemput siswa di sekolah tersebut.
"Bagaimana warga sini merasakan anak-anaknya keluar dari rumah juga nyaman, aman, tidak ada kemacetan yang terjadi. Karena di Tompotika ada 8 pintu yang nanti ada sekuriti-sekuriti Petra menjaga di 8 pintu itu untuk mengatur kemacetannya. Karena sejatinya warga ini minta jangan macet," terangnya.
Sementara itu, Wakil Direktur Sarana dan Prasarana Petra, Robert Pranata mengatakan, pihaknya menyanggupi untuk menyelesaikan kemacetan lalu lintas di lingkungan Perumahan Tompotika.
"Kami menerima semua usulan-usulan itu dan seperti yang tadi Pak Eri sampaikan Petra nanti akan melakukan CSR (Corporate Social Responsibility) untuk melakukan pembenahan di lalu lintas supaya tidak terjadi kemacetan ataupun terjadi kemacetan pun mengurainya lebih cepat," kata Robert.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Petra juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya untuk mengurai kemacetan.
"Kami juga bekerja sama nanti dengan dishub untuk membantu kami memberikan perhitungan bagaimana caranya supaya lalu lintas ini bisa terurai di daerah Tompotika," ungkapnya.

Tanggapan warga

Terpisah, Ketua RW 4 Perumahan Tompotika, Lilik Aljufri Hasan kembali mengklarifikasi bahwa terkait permasalahan iuran keamanan yang dibebankan semua ke Petra dengan membayar total Rp 140 juta untuk setiap RW tidaklah benar.
"Kami ini kan 3 RW di sini plus Petra, jadi keamanan itu kan 1 sekuriti kami dan sama-sama membantu. Ya jadi Petra itu menyetor ke kami itu Rp 32 juta, kami Rp 32 juta, 2 RW juga Rp 32 juta. Karena di sini ada 3 RW sama plus Petra, jadi kami (bendahara kompleks) menerima Rp 128 juta," ucap Lilik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Lilik juga menegaskan bahwa terkait kenaikan iuran keamanan sebesar Rp 35 juta juga tidak dibebankan lagi ke Petra untuk membayar.
"Nah yang dipermasalahkan ini itu, kami mau menaikkan ke Rp 35 juta. Ini awal permasalahan, (naik) ke Rp 35 juta itu tapi tidak terjadi. Karena Petra keberatan. Sekuriti kami yang awalnya (gaji) Rp 2,7 juta (per orang) menjadi Rp 3 juta, itu pun sudah kami anggap global aja, karena di samping itu ada kebutuhan lain," ungkapnya.
Pihak RW Perumahan Tompotika sudah membebaskan pembayaran iuran keamanan kepada Petra sejak Maret 2024, awal warga ingin menaikkan jadi Rp 35 juta.
"Tapi sudah sejak Maret kemarin sampai hari ini Petra sudah tidak membayar. Tadi kami pun sudah ada kesepakatan, sudah tidak menerima dari Petra. Dan ini saya klarifikasi kami tidak pernah menerima uang Rp 140 juta per bulan dari Petra," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyimpulkan bahwa kasus ini telah diselesaikan dengan kesepakatan bersama dan damai.
"Kami mau yang terbaik, kami ini mau kekeluargaan, karena Petra ini bukan baru satu, dua tahun ada di sini. 40 tahun yang berdampingan dengan kami," ujar dia.