Wamen P2MI Kecam Penembakan WNI di Malaysia: Tindakan Berlebihan

26 Januari 2025 15:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penembakan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penembakan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) mengecam penembakan terhadap pekerja migran Indonesia di Selangor, Malaysia. Pemerintah Indonesia mendesak agar pemerintah Malaysia mengusut kasus tersebut secara transparan.
ADVERTISEMENT
"P2MI mendesak pemerintah Malaysia melakukan pengusutan terhadap peristiwa ini dan juga mengambil tindakan tegas terhadap aparat patroli atau petugas patroli bilamana terbukti melakukan tindakan penggunaan kekuatan secara berlebihan atau excessive use of force,” kata Wakil Menteri P2MI, Christina Aryani di Kantor P2MI, Jakarta, Minggu (26/1).
Christina juga mengungkapkan pemerintah Indonesia akan memberikan pendampingan hukum kepada korban. Selain itu, juga membantu proses pemulangan jenazah yang meninggal dunia.
"Kementerian P2MI juga terus melakukan koordinasi untuk memastikan korban yang terluka mendapatkan perawatan medis yang diperlukan dan memberikan dukungan kepada keluarga korban termasuk bantuan hukum," ungkapnya.
"Kami mendorong agar penyelidikan ini bisa dilakukan secara komprehensif ya agar informasinya bisa terang benderang, bisa transparan sehingga ketahuan apa yang sebenarnya terjadi," lanjutnya.
Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani di Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Senin (9/12/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Lima orang WNI menjadi korban penembakan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia. Satu orang meninggal dunia. Kelimanya diduga merupakan PMI ilegal karena tidak mengikuti prosedur yang berlaku.
ADVERTISEMENT
APMM mengeklaim penembakan dilakukan karena para WNI melawan saat hendak ditangkap.
Akibat kejadian tersebut, satu orang WNI tewas dan empat lainnya terluka. Korban luka masih berada di Malaysia saat ini.
KBRI Kuala Lumpur telah meminta akses kekonsuleran untuk melihat jenazah korban dan menjenguk para WNI yang terluka.