Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Sa'adi menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya Syekh Ali Jaber pada Kamis (14/1) kemarin. Zainut mengenang Syekh Ali Jaber sebagai sosok pendakwah yang penuh hikmah.
ADVERTISEMENT
"Figur yang sepenuh hidupnya diabdikan untuk jalan dakwah mengajak kebaikan dengan penuh hikmah, bahasa yang santun dan memberikan contoh keteladanan yang mulia," kata Zainut dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Jumat (15/1).
Zainut mengenang Syekh Ali Jaber dalam setiap ceramahnya selalu menggunakan kalimat yang sejuk, jauh dari agitasi, fitnah dan provokasi. Pesan-pesan agama yang disampaikan sarat dengan nilai kemanusiaan, kasih sayang dan persaudaraan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Syekh Ali Jaber adalah seorang ulama yang tidak hanya memiliki pemahaman ajaran agama yang mendalam, tetapi beliau juga seorang yang taat dalam beragama dan mengamalkan ilmu agamanya.
"Syekh Ali Jaber adalah seorang ulama yang hafal Al-Quran (hafiz) dan mencintai anak-anak yang ingin belajar dan menghafal Al-Quran," ucapnya.
Dari bimbingan Syekh Ali banyak lahir hafiz dan hafizah yang andal. Dengan akhlak mulianya, Syekh Ali tidak sungkan untuk mencium tangan dan kepala serta memeluk seorang anak yang masih belia usianya karena anak tersebut hafal Al-Quran dan memiliki bacaan Al-Quran yang fasih dan indah.
ADVERTISEMENT
"Tidak hanya itu, beliau juga tidak jarang memberikan hadiah baik dalam bentuk beasiswa atau pun ibadah umrah. Hal tersebut membuktikan beliau seorang yang sangat mencintai hal yang berhubungan dengan Al-Quran," kata Zainut.
Zainut masih ingat betul bagaimana Syekh Ali mengubah kehidupan Muhammad Gifari Akbar (16), setelah viral karena mengaji di trotoar Jalan Braga, Kota Bandung.
Akbar diangkat anak oleh Syekh Ali dan diberi pendidikan di pesantren di Cipanas Kabupaten Cianjur. Bahkan, pada Desember mendatang, Syekh Ali Jaber berencana memboyong Akbar menunaikan ibadah umrah dan bertemu dengan imam besar di Arab Saudi.
"Akbar akhirnya bisa meninggalkan pekerjaannya menjadi pemulung. Akbar pun tak harus tinggal di jalanan, diterpa dinginnya udara Kota Bandung," katanya.
ADVERTISEMENT
Indonesia, lanjut Zainut, telah kehilangan ulama yang rendah hati, santun, dan lemah lembut. Suara merdu yang senang melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran, tutur kata yang santun dan tenang sudah tidak bisa didengarkan lagi, namun pesan-pesan indah sarat makna akan terus membekas dan melekat dalam hati masyarakat semuanya.
"Selamat jalan Syekh, semoga Allah Yang Maha Rahim memberikan tempat mulia untukmu di surga bersama para kekasih-Nya," doa Zainut.