Wamendagri Soal Golput Pilkada Tinggi: Dekat Pilpres, Mungkin Pemilih Jenuh

11 Desember 2024 16:39 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya memantau TPS 006 di Kelurahan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya memantau TPS 006 di Kelurahan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya bicara soal tingginya angka golput di Pilkada 2024.
ADVERTISEMENT
Seperti yang terjadi di Jakarta, angka golput mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah yakni 46,95 persen. Sementara di Sumut juga angkanya mencapai 50,6 persen.
Menurut Bima, ada beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti pilkada serentak yang masih terlalu dekat dengan pilpres 2024 serta keterbatasan jumlah TPS yang tersedia.
“Keserentakan juga berpengaruh, semakin dekat (dengan pilpres) mungkin membuat pemilih jenuh,” kata Bima di Disdukcapil Medan, Rabu (11/12).
"Terus jumlah TPS yang lebih sedikit juga berpengaruh sehingga warga agak lebih jauh jalan,” sambungnya.
Untuk itu, kata Bima, rendahnya partisipasi pemilih ini menjadi tanggung jawab seluruh pihak. Mulai dari Mendagri hingga KPU.
“Jadi enggak ada faktor tunggal, ini faktornya banyak. Ini yang harus kita bedah satu-satu untuk perbaikan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Golput ini tanggung jawab kita semua , untuk melakukan edukasi KPU punya andil untuk sosialisasi dan edukasi politik. Kemendagri punya andil untuk memastikan bahwa tahapan yang menjadi kewenangan berjalan dengan baik,” jelasnya.