Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono berbicara soal alutsista yang dimiliki negara. Trenggono mengaku masih banyak kekurangan pengembangan alutsista dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Banyak sekali (kekurangan), tetapi 'kan perlu pendalaman, ya, jadi seperti kayak misalnya sudah sejauh mana kita punya kemampuan membangun kapal selam, misalnya, ya, itu sedang kita dalami," kata Trenggono di Kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Selasa (5/11).
Trenggono menegaskan tidak mudah untuk memproduksi dan mengembangkan alutsista. Diperlukan riset yang matang dan kerja sama yang tepat dengan mitra terkait.
"Kemampuan membangun kapal fregat misalnya, kita dalami. Kalau misal di situ kita melihat ada pembuatan itu cukup butuh waktu lama. Misal kapal selam itu teknologi tinggi, jadi mesti siapa teknologi partnernya, transfer teknologi dan sebagainya," ucap Trenggono.
Namun, Trenggono menuturkan, tidak semua pengembangan alutsista di Indonesia tertinggal. Beberapa alutsista produksi PT Pindad misalnya, sudah dilirik dan diminati negara tetangga.
ADVERTISEMENT
"Senjata ringan, terus kemudian mobil, itu harapan kita. Senjata ringan dilaporkan 'kan kita sudah bisa memenuhi (standar) seperti juga peluru dan sebagainya. Tapi untuk memastikan apakah kapasitasnya memadai dari sisi industri, juga harus dilihat ke sana, ya, itu yang akan kita lihat," jelas Trenggono.
Trenggono memastikan Kemhan akan berupaya mengembangkan produksi alutsista dalam negeri. Hal itu, menurutnya, sesuai dengan harapan dan visi Presiden Jokowi.
"Kita bicara bakal menyaingi, itu harapan kita menuju ke sana, tapi paling tidak sekarang ini sudah dimulai, melalui pemerintahan Pak Jokowi ini kita sudah berpikir orientasinya ke sana, ya," ujarnya.
Trenggono menegaskan pengembangan alutsista akan dilakukan dengan memperhatikan kualitas. Ia yakin perusahaan produksi alutsista seperti PT Pindad dan PT PAL mampu mengembangkannya.
ADVERTISEMENT
"Tentu kualitas kemampuan pertahanan kita harus hebat, tapi sisi lain juga 'kan kita tidak boleh tergantung pertahanan, karena kalau bicara pertahanan tidak hanya alutsista, tapi juga soal yang lain," jelasnya.
"Kita ingin mengembangkan industri pertahanan nasional supaya kita bisa berperan dan berbicara di kawasan, apalagi kita negara kepulauan, jadi tidak hanya Pindad, tapi juga seperti PT PAL, kemampuan-kemampuan di bidang perkapalan dan lain sebagainya," tuturnya.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto rencananya akan melakukan kunjungan kerja ke PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/11). Kemhan akan meninjau pabrik yang memproduksi senjata tersebut.
"Rencana hari Rabu mau ke Pindad. Jadi setelah Rabu baru bisa menentukan arah industri pertahanan secara menyeluruh," tutur Trenggono.
ADVERTISEMENT