Wamenkominfo: Panduan Etika Pakai AI Rilis Desember Ini, Tak Ada Sanksi

6 Desember 2023 20:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wamenkominfo Nezar Patria (kanan) saat jadi pembicara pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wamenkominfo Nezar Patria (kanan) saat jadi pembicara pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wamenkominfo Nezar Patria menyebut pihaknya terus memantau perkembangan AI di Indonesia. Ia menyadari deepfake —teknologi kecerdasan buatan untuk mensintesis wajah dari koleksi foto dan video, adalah salah satu AI yang perlu diwaspadai.
ADVERTISEMENT
"Ini agak mencemaskan karena ada level control manusia dan mesin mulai terasa. Dia bisa ciptakan sesuatu baru yang buat kita terkejut dengan AI, algoritma canggih, komputasi makin rumit, bisa gabungkan gambar, suara, teks sekaligus," kata Nezar dalam acara Anak Bangsa Curhat di Kampus Binus Anggrek, Jakarta Barat, Rabu (6/12)
"Bahkan dengan AI kita bisa hidupkan suara artis yang sudah meninggal. Suara di-copy, direkam, dikomputasi, dibaca pola sampai bisa dihasilkan suara mirip dengan penyanyi itu, disuruh nyanyi yang lain," imbuh dia.
Cinta Laura (kiri) dan Wamenkominfo Nezar Patria (tengah) saat jadi pembicara pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menurut Nezar, deepfake sangat merugikan. Terlebih, kata dia, deepfake yang semakin canggih pun sulit dilacak.
"2019 kita dikejutkan Obama, AI, mirip banget nggak bisa dibedakan. Apalagi sekarang yang makin canggih AI karena terus dilatih, sophisticated, makin halus, natural, ini kita takutkan," ujar dia.
ADVERTISEMENT

SE Panduan Etik Rilis Desember

Oleh sebab itu, kata dia, Kominfo akan segera mengeluarkan surat edaran yang mengatur penggunaan AI. Ia berharap, surat edaran ini dapat mengatur etika penggunaan AI, khususnya dalam bisnis, selagi aturan yang lebih kuat disusun pemerintah.
"Kita akan buat SE penggunaan AI ini, terutama buat pelaku usaha, dari desain, itu agar penggunaan memenuhi sejumlah prinsip etik. Misal harus transparan, inklusif, akuntabel, hargai nilai demokrasi, dan lain sebagainya," ujar Nezar.
Peserta mengajukan pertanyaan kepada para pembicara pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menurut Nezar, SE tersebut akan terbit pada Desember ini. Namun ia tak merinci kapan tanggal persisnya SE tersebut akan terbit. Sebab, kata dia, pihaknya masih menggodok aturan tersebut.
"Rencananya bulan ini (rilis). Rencananya bulan ini proses masih terus berlangsung. Kami masih berdiskusi dengan banyak stakeholder. Dan ada banyak masukan-masukan, baik dari pelaku usaha, akademisi, industri terutama," kataya.
ADVERTISEMENT

Tak Ada Sanksi

Meski begitu, kata Nezar, SE tersebut tidak memiliki aspek hukum seperti sanksi. Karena, kata dia, surat edaran tersebut hanya bersifat panduan etik. Oleh sebab itu, menurutnya SE tersebut memang tidak punya aspek imperatif.
"Tetapi sisi etik ini kan penting. Karena dengan mematuhi peraturan ataupun panduan ini, setidaknya pelaku-pelaku usaha bisa bergerak dalam memakai AI ataupun mengembangkan AI merujuk pada norma-norma dasar ini," katanya.
Suasana acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Kalaupun terjadi kata-kata pelanggaran hukum, misalnya ada undang-undang lain ya, yang mengatur misalnya undang-undang ITE, undang-undang PDB, pelindungan data pribadi," tandasnya.

Sekilas Anak Bangsa Curhat

A.B.C merupakan ruang bagi generasi muda untuk berekspresi dan menyuarakan opini terhadap nilai-nilai yang mereka anggap penting. Acara diskusi di UI merupakan edisi kelima dari serangkaian program kumparan Pemilupedia 2024.
Peserta foto bersama para pembicara pada acara kumparan Anak Bangsa Curhat (ABC) di Binus University, Kampus Anggrek, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dalam platform tersebut, generasi muda dapat bersuara tentang isu lingkungan, karier, keuangan, kesehatan mental dan pemerintahan. Melalui A.B.C, kami ingin mendukung para mahasiswa agar bisa kritis dan berani bersuara demi masa depan negeri.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kumparan sudah menggelar A.B.C di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, dan Universitas Indonesia.