Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menyayangkan kembali diculiknya lima WNI oleh Abu Sayyaf di perairan Malaysia.
ADVERTISEMENT
Penculikan terjadi kurang dari sepekan usai WNI bernama Muhamad Farhan berhasil dibebaskan militer Filipina dari tangan Abu Sayyaf. Farhan merupakan sandera WNI terakhir yang disekap kelompok teroris Filipina selatan yang berbaiat kepada ISIS itu.
Berulangnya peristiwa tersebut menurut Mahendra terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya, pengawasan aparat keamanan Malaysia yang tak efektif. Pasalnya, penculikan para ABK Indonesia selalu terjadi di laut Malaysia .
"Betul-betul kami menyesalkan hal ini terjadi berulang, dan kelihatannya kondisi itu antara lain karena koordinasi dan keterlibatan para pihak yang berwenang di Malaysia yang kurang efektif selama ini," sebut Mahendra di Gedung DPR, Senin (20/1).
Mahendra meminta pihak Malaysia untuk memastikan hal ini tidak terus terulang. "Untuk tidak terus menerus berulang hal seperti ini, karena ini terjadi di wilayah laut Malaysia, kapal Malaysia, terjadi terus menerus. Ini sesuatu yang kami sesalkan," kata Mahendra.
ADVERTISEMENT
Mahendra menambahkan, kini fokus Kemlu dan pihak terkait di tanah air segera membebaskan para WNI. Keselamatan utama kelima WNI juga menjadi prioritas. Dia juga memastikan, Kemlu sudah menjalin komunikasi dengan aparat berwenang di Filipina .
Kelima WNI tersebut diculik Abu Sayyaf Tambisan, Tungku Lahad Datu, Sabah, Malaysia, pada Jumat lalu. Lokasi penculikan kelimanya tak jauh dari titik penculikan tiga nelayan Indonesia pada September 2019 lalu.
Kelima nelayan yang diculik adalah Arsyad bin Dahlan (42), Arizal Kastamiran (29), La Baa (32), Riswanto bin Hayono (27), dan Edi bin Lawalopo (53).