Wanita Afghanistan Tolak Aturan Wajib Burqa dari Taliban

10 Mei 2022 18:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para wanita Afghanistan protes karena dipaksa pemerintah Taliban pakai burqa di Kabul, Afghanistan, Selasa (10/5/2022). Foto: Wakil Kohsar/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Para wanita Afghanistan protes karena dipaksa pemerintah Taliban pakai burqa di Kabul, Afghanistan, Selasa (10/5/2022). Foto: Wakil Kohsar/AFP
ADVERTISEMENT
Belasan perempuan Afghanistan menggelar unjuk rasa di ibu kota Kabul pada Selasa (10/5/2022). Mereka memprotes aturan terbaru pemerintah Taliban yang mewajibkan perempuan menutupi wajah dan tubuh mereka secara keseluruhan di tempat umum.
ADVERTISEMENT
Pemimpin Taliban, Hibatullah Akhundzada, pada akhir pekan ini mengeluarkan mandat yang berisi perintah bagi para perempuan Afghanistan untuk mengenakan burqa, busana yang menutupi seluruh tubuh dan separuh wajah.
Mandat ini merupakan yang teranyar dari serangkaian pembatasan yang meluas di pelosok negeri Afghanistan semenjak Taliban berkuasa.
"Keadilan, keadilan!" teriak para demonstran di Kabul bagian tengah yang terdiri dari banyak perempuan dengan wajah terbuka.
Para demonstran juga meneriakkan "Burqa bukan hijab kami!", mengisyaratkan keberatan mereka untuk menukar penggunaan jilbab yang tidak terlalu ketat dengan burqa yang benar-benar tertutup.
"Kami ingin hidup sebagai manusia, bukan sebagai hewan yang ditawan di sudut rumah," kata seorang pengunjuk rasa yang mengaku bernama Saira Sama Alimyar, dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
Selain menyuarakan keberatannya atas kewajiban mengenakan burqa, para demonstran juga memprotes hak atas pendidikan dan pekerjaan bagi wanita Afghanistan yang sejak awal tahun ini dibatasi oleh pemerintah Taliban.
Namun aksi protes itu tidak berlangsung lama. Para demonstran dihalau oleh pasukan Taliban yang juga menghalangi wartawan untuk meliput lebih lanjut peristiwa tersebut. Rombongan pasukan Taliban itu menangkap para demonstran dan membebaskanya dalam waktu singkat.
Anggota pasukan Taliban menghentikan wanita Afghanistan saat protes di Kabul. Foto: REUTERS/Ali Khara
Sejak dibebaskan, sebagian besar para demonstran pun diam.
Tak hanya melarang perempuan Afghanistan berpakaian selain burqa, Akhundzada juga memerintahkan pihak berwenang untuk memecat pegawai pemerintahan perempuan yang tidak mengikuti aturan berpakaian yang baru.
Kepala pemerintahan Taliban itu juga memberikan sanksi kepada pegawai laki-laki jika istri atau anak perempuan mereka tidak mematuhi aturan tersebut. Hal ini merupakan bagian dari rezim Akhundzada yang membatasi aktivitas wanita Afghanistan agar tetap berada di rumah, kecuali memiliki kepentingan penting di luar.
ADVERTISEMENT
Meskipun di bawah kepemimpinan Taliban kali ini perempuan Afghanistan lebih dibebaskan untuk berkarier dan mengenyam pendidikan dibandingkan saat Taliban berkuasa pertama kali 20 tahun lalu, namun sikap konservatif dan patriarki masih mendarah daging dalam tubuh pemerintahan Taliban.
Pengekangan jelas bertolak belakang dengan janji Taliban ketika merebut Afghanistan pada Agustus 2021. Ketika itu, Taliban sempat berkomitmen menghormati hak perempuan, termasuk akses pendidikan.
Namun hingga kini, meskipun Taliban telah menerima kecaman dari berbagai komunitas internasional, janji-janji tersebut tidak terbukti dengan realita yang sedang terjadi.