Wanita AS Diserang Massa Pro-Israel, Dituduh Ikut Protes Menteri Ben-Gvir

30 April 2025 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar yang diambil dari video ini menunjukkan seorang wanita dan seorang petugas polisi saat mereka dikejar oleh gerombolan pria Yahudi Ortodoks di bagian Crown Heights di Brooklyn, N.Y., pada Kamis (24/4/2025). Foto: AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Gambar yang diambil dari video ini menunjukkan seorang wanita dan seorang petugas polisi saat mereka dikejar oleh gerombolan pria Yahudi Ortodoks di bagian Crown Heights di Brooklyn, N.Y., pada Kamis (24/4/2025). Foto: AP Photo
ADVERTISEMENT
Seorang perempuan asal Brooklyn Amerika Serikat (AS) mengalami kekerasan fisik dan verbal setelah dituding ikut serta dalam aksi protes terhadap Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir.
ADVERTISEMENT
Insiden terjadi di kawasan Crown Heights, Brooklyn, Kamis (24/4), dan terekam dalam video yang beredar luas.
Perempuan berusia 30-an itu sedang berjalan menuju lokasi kerumunan setelah mendengar suara helikopter polisi dari apartemennya.
“Begitu saya menarik syal ke kepala, sekelompok 100 pria langsung datang dan mengepung saya. Mereka meneriaki saya, meludahi saya, melempari saya dengan benda-benda,” ujar perempuan tersebut dalam wawancara dengan Associated Press.
Ia meminta identitasnya dirahasiakan karena alasan keamanan.
Menurut pengakuannya, ia juga menerima ancaman perkosaan dan teriakan “matilah orang Arab”.
Video yang beredar juga menunjukkan beberapa pria menendangnya dari belakang, melempar kerucut lalu lintas ke kepalanya, serta mendorong tong sampah ke arahnya.
Gambar yang diambil dari video ini menunjukkan seorang wanita dan seorang petugas polisi saat mereka dikejar oleh kerumunan pria di bagian Crown Heights, Brooklyn, N.Y., pada Kamis (24/4/2025). Foto: AP Photo
Polisi sempat menemaninya menjauh dari massa, namun kerumunan terus mengikuti.
ADVERTISEMENT
“Saya tidak tahu harus lari ke mana. Saya takut mereka tahu tempat tinggal saya,” ujarnya.
“Saya hanya ingin pulang, tapi saya tidak merasa aman.”
Polisi akhirnya membawa korban menjauh menggunakan mobil patroli. Meski begitu, seorang pria dari kerumunan terdengar berteriak, “Tangkap dia!” disambut sorakan orang-orang di sekitar.
Perempuan tersebut mengalami memar dan trauma. Ia menyebut kejadian ini harus dikategorikan sebagai kejahatan kebencian.
“Saya sudah tinggal di sini selama satu dekade. Tapi sekarang saya takut untuk keluar rumah,” katanya kepada AP.
Gambar yang diambil dari video ini menunjukkan seorang wanita dan seorang petugas polisi saat mereka dikejar oleh kerumunan pria di bagian Crown Heights, Brooklyn, N.Y., pada Kamis (24/4/2025). Foto: AP Photo

Aksi Balasan

Insiden ini memicu aksi balasan dari kelompok pro-Palestina pada Senin (28/4). Mereka menggelar unjuk rasa damai di Brooklyn.
Mengutip New York Times, puluhan orang berkumpul di Barclays Center lalu menuju markas Chabad-Lubavitch, lokasi kerusuhan sebelumnya. Polisi membatasi pergerakan mereka, dan satu orang ditangkap saat aksi berlangsung.
ADVERTISEMENT
Merespons serangkaian aksi itu, Wali Kota New York Eric Adams menyatakan kepolisian sedang menyelidiki bentrokan Kamis lalu.
Ia juga menyinggung adanya korban lain dari pihak pro-Palestina yang terluka akibat kekerasan dalam protes itu.
“Semua bentuk kekerasan dan ancaman tidak bisa ditoleransi,” kata Adams.
Sementara itu, Chabad-Lubavitch, gerakan Yahudi Ortodoks yang berkantor pusat di lokasi kejadian, mengecam dua pihak sekaligus: baik provokator yang memantik aksi di dekat tempat ibadah, maupun massa yang menyerang warga sipil.
“Bahasa kebencian dan kekerasan tidak mencerminkan nilai-nilai kami,” ujar juru bicara Chabad, Rabbi Motti Seligson.
Ia menyebut perempuan yang menjadi korban seharusnya tidak ikut terseret dalam ketegangan politik yang berkembang.

Latar Ketegangan

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengunjungi kompleks Al-Aqsa yang juga dikenal oleh orang-orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem, 13 Agustus 2024 Foto: Temple Mount Administration/Handout via REUTERS
Protes terhadap Ben-Gvir, tokoh sayap kanan Israel yang pernah divonis atas hasutan rasis, telah memantik aksi di beberapa kota besar AS.
ADVERTISEMENT
Kunjungan resminya ke New York pekan lalu merupakan yang pertama sejak ia bergabung dalam kabinet Netanyahu.
Pidatonya pada Kamis lalu menarik perhatian sekelompok kecil demonstran pro-Palestina dan kerumunan yang jauh lebih besar dari demonstran pro-Israel.
Ketegangan di Crown Heights juga mengingatkan pada kerusuhan 1991, ketika bentrokan rasial melanda wilayah itu selama tiga hari.
Hingga kini, kepolisian belum mengumumkan apakah ada tersangka dalam penyerangan terhadap korban perempuan tersebut.