Wanita yang Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri di Filipina Mengaku Bukan WNI

15 Oktober 2020 18:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara Filipina di lokasi ledakan, di Pulau Jolo, provinsi Sulu, Filipina, Senin (24/8). Foto: Nickee Butlangan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Filipina di lokasi ledakan, di Pulau Jolo, provinsi Sulu, Filipina, Senin (24/8). Foto: Nickee Butlangan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri RI melalui perwakilan di KJRI Davao masih berupaya untuk mendapat akses kekonsuleran dari otoritas Filipina.
ADVERTISEMENT
Akses akan dipakai untuk bertemu dengan wanita diduga berasal dari Indonesia, yang ditangkap lantaran dituduh merencanakan aksi bom bunuh diri di Filipina.
“KJRI Davao telah mengirimkan dua surat kepada otoritas Filipina mengenai permintaan data dan akses kekonsuleran untuk bertemu dengan RFR, yang diduga seorang WNI,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, Kamis (15/10)
Judha menambahkan, bila diberi akses mereka akan memverifikasi identitas wanita tersebut. Sebab, wanita yang diidentifikasi oleh otoritas Filipina bernama Rezky Fantasya Rulli itu tidak mengaku sebagai WNI.
“Data dan akses bertemu RFR sangat diperlukan untuk memverifikasi identitas dan kewarganegaraan, mengingat yang bersangkutan tidak mengaku sebagai seorang WNI ketika menjalani proses interogasi oleh aparat Filipina,” lanjut Judha.
ADVERTISEMENT
Rezky Fantasya Rulli alias Renzy Fantasya Rullie ditangkap oleh otoritas Filipina pada akhir pekan lalu di Pulau Jolo.
Ia merupakan janda dari seorang ekstremis asal Indonesia, Andi Baso. Pria itu tewas di Sulu pada Agustus 2019 lalu.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.