Wapres Ingatkan Kandidat Capres Tak Pakai Pendekatan Identitas di Pilpres

25 November 2022 17:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wapres Ma'ruf Amin meluncurkan Beasiswa Santri Baznas di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Sabtu (22/10). Foto: Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wapres Ma'ruf Amin meluncurkan Beasiswa Santri Baznas di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Sabtu (22/10). Foto: Setwapres
ADVERTISEMENT
Wapres Ma'ruf Amin meminta kepada peserta Pilpres mendatang menghindari penggunaan pendekatan identitas. Ketimbang menggunakan pendekatan itu, para calon dapat memaksimalkan sosialisasi program unggulan yang mereka usung kepada calon pemilih.
ADVERTISEMENT
Imbauan itu diutarakan Ma'ruf lantaran berdasarkan Pemilu dan Pilpres edisi sebelumnya, penggunaan pendekatan identitas justru memunculkan keterbelahan di tengah masyarakat.
”Saya kira di dalam mengkampanyekan calon itu sebaiknya, seyogyanya, dan semestinya memang tidak menggunakan pendekatan identitas, agama, ras, etnis. Tetapi pendekatannya adalah program,” ujar Ma'ruf dalam pernyataan persnya usai menghadiri Munas XI KAHMI, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (25/11).
”Ya saya kira kita kan sudah berkali-kali mengadakan pemilu pilpres dan kita sudah meresahkan kalau kita menggunakan pendekatan identitas itu bisa membawa keterbelahan,” sambungnya.
Selain berupaya menjaring suara pemilih melalui penyampaian program, para calon juga dituntut Ma'ruf memiliki mental siap kalah. Hal itu penting agar para calon menyadari bahkan keikutsertaan mereka tak semata untuk mengincar kemenangan atau tingginya raihan suara pemilih.
ADVERTISEMENT
”Supaya dalam kesantunan untuk menyampaikan dan menghargai satu sama lain dan harus ada sikap bahwa kita itu siap menang dan siap kalah jangan siap menang tapi tidak siap kalah, itu nanti kemudian mengambil langkah-langkah yang destruktif ya yang kurang baik,” ucap Ma'ruf.
Ma'ruf menjamin bahwa pemerintah tak akan ikut campur soal calon mana yang nantinya dipilih oleh pemilih. Hanya saja ia berharap masyarakat hingga simpatisan pendukung calon untuk dapat menjaga suasana pemilu atau pilpres untuk tetap damai.
”Kalau soal pilihan itu terserah masing-masing pemilih ya, tapi jangan mengkampanyekan hal-hal yang bisa menimbulkan keterbelahan dan jangan menggunakan juga sebutan-sebutan yang bisa menimbulkan permusuhan,” ungkap Ma'ruf.
”Seperti pemilu yang lalu lalu ada penyebutan yang kurang baik, barangkali itu harus dihindari ya untuk menjaga keutuhan bangsa dan kesatuan. Bahwa kita dalam demokrasi orang boleh memilih siapa yang sesuai dengan hati nuraninya,” lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Tak cukup dari simpatisan, para elite dalam hal ini si calon dituntut Ma'ruf untuk dapat memberikan contoh baik kepada pendukungnya. Sehingga dengan begitu keinginan untuk menggelar pemilihan yang aman dan damai dapat terwujud.
”Justru yang harus memberikan contoh itu elitenya, justru harus dari elitenya. Kalau elitenya sudah tidak memegang teguh prinsip itu, yang di bawah itu akan lebih keras. Justru elite-elite ini yang harus menjaga hal-hal yang bisa menimbulkan itu,” kata Ma'ruf.
”Jadi barangkali ini, supaya kita jadikan pengalaman dan masing-masing kan sudah biasanya ada semacam pakta integritas. Itu kan selain ada aturan-aturan, dalam pemilu ada aturan itu masih ada biasanya pakta integritas supaya masing-masing itu menjaga diri. Saya kira itu, tidak berlebihan lah apa-apa kalau berlebihan itu kan bisa menimbulkan ketidakbaikan,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT