Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Iran Javad Zarif mengundurkan diri. Semasa menjadi Menlu, jabatan yang diemban sebelum jadi wapres, Zarif adalah sosok sentral dalam negosiasi nuklir Iran dengan AS serta Barat.
ADVERTISEMENT
Laporan mengenai pengunduran diri Zarif disampaikan kantor berita Iran, IRNA. Tidak diungkap detail mengapa Zarif mundur.
“Surat pengunduran diri Zarif diterima oleh Presiden Masoud Pezeshkian, yang hingga kini belum memberikan tanggapan,” kata laporan IRNA seperti dikutip dari Reuters.
Zarif sebelumnya terlebih dulu menyampaikan rencana pengunduran dirinya lewat media sosial.
“Saya telah mengalami penghinaan, fitnah, dan ancaman paling mengerikan terhadap diri saya dan keluarga saya, dan saya telah melalui masa paling pahit dalam 40 tahun pengabdian saya,” kata Zarif.
"Untuk menghindari tekanan lebih lanjut terhadap pemerintah, kepala peradilan merekomendasikan agar saya mengundurkan diri dan saya langsung menerimanya," tambahnya.
Pezeshkian, yang berkuasa di Iran sejak Juli 2024, menunjuk Zarif sebagai wapres urusan strategis. Di Iran, ada 14 orang yang menduduki jabatan wapres dengan wewenang berbeda.
ADVERTISEMENT
Zarif awalnya sempat mundur dari jabatan wapres pada 1 Agustus 2024. Akan tetapi, Zarif kembali pada jabatannya akhir Agustus.
Adapun saat masih menjadi Menlu pada kabinet Presiden Hassan Rouhani, Zarif berhasil meneken perjanjian nuklir pada 2015. Perjanjian itu dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama.
Pada 2018, saat Donald Trump berkuasa untuk pertama kalinya, AS membatalkan perjanjian itu. Kemudian AS kembali menjatuhkan sanksi kepada Iran.